Penulis : P. Dedy. S
Semua orang pasti mengetahui apa itu doa. Begitu banyak definisi yang dipahami tentang doa, namun di balik semuanya itu tidak semua orang memahami makna sebuah doa. Maka tidak mengherankan, apabila doa kurang mendapatkan tempat di dalam hati dan hidup setiap orang.
Ada sebagian orang yang mengatur waktu sebagai kesempatan untuk berdoa, selain itu dikatakan tidak tepat waktu bahkan dianggap melecehkan doa. Sesungguhnya doa dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Tentu saja, hal ini berlaku bagi mereka yang mengalirkan doa di dalam diri dan hidupnya, artinya doa merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari diri orang tersebut.
Sesungguhnya doa tidak dihalangi oleh apapun, sehingga setiap saat, siapapun dapat berdoa. Doa tidaklah harus berisi permohonan, doa dapat juga berupa pujian syukur. Namun, realitanya kebanyakan orang hanya memahami doa sebagai ungkapan yang digunakan untuk menyampaikan permohonan dirinya kepada Allah. Maka, tidak mengherankan, apabila banyak orang lupa bersyukur kepada Allah, ketika kemujuran dan kelimpahan diterimanya. Baru ingat akan Allah, ketika penderitaan dan kesulitan mulai menghimpitnya.
Ada banyak orang meninggalkan doa dan Allah, karena dianggapnya doa tidak membuahkan hasil apapun, hanya membuang waktu saja karena dalam pengalaman mereka, tidak pernah mengalami pengabulan atas doa yang dilantunkan. Padahal ada banyak hal yang membuat doa tidak dikabulkan di antaranya: doa yang dilantunkan tidak mengalami keselarasan dengan kehendak Allah, terlalu bertele-tele, tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya, tanpa dilandasi iman, doanya lebih menguntungkan diri sendiri daripada membawa keselamatan bagi orang lain dan berbagai sebab lain. Bahkan kerap kali Allah bukannya tidak mengabulkan doa itu, melainkan menunda pengabulan, sebab Allah masih melihat apa yang sesungguhnya kita perlukan, sekaligus Allah sedang menguji batas kesetiaan kita kepada Allah.
Tanpa kita sadari, sesungguhnya doa juga mempunyai daya kekuatan bagi kita sendiri dan semua orang. Kekuatan doa ini akan kita alami, apabila kita melandasi doa dengan iman dan penyerahan diri ke dalam tangan Allah. Sebab tanpa iman dan penyerahan diri, doa yang kita lantunkan akan menjadi hampa belaka. Dengan berlandaskan iman dan penyerahan diri, doa kita menjadi hidup, sebab kita akan melepaskan seluruh kekuatan kita, lalu membiarkan tangan Allah yang bekerja.
Inilah sesungguhnya kekuatan doa itu: Melalui doa kita dapat membawa penyembuhan bagi diri sendiri dan orang lain, mampu mengusir kekuatan dan kuasa jahat yang bercokol dalam diri sendiri dan orang lain, membawa keselamatan hidup untuk diri sendiri dan orang lain, memberikan peneguhan, membuat diri kita menjadi lebih sabar dan lembut hati, menimbulkan penghiburan untuk diri sendiri dan orang lain, mengadakan mukjizat dan berbagai pengalaman spiritual. Semua kekuatan itu bukanlah kekuatan yang berasal dari diri kita, namun berasal dari Allah sendiri. Sebab hanya Allah yang mampu melakukan semuanya itu.
Satu hal yang patut untuk dipegang yakni: dalam segala sesuatu kita harus mengawalinya dari Allah dan mengakhiri segalanya kepada Allah. Dengan kata lain, ketika Allah menunjukkan kekuatan itu, maka sudah sepatutnyalah apabila kita kembali bersyukur kepada Allah atas segala kekuatan dan kuasa yang telah diberikan kepada kita untuk melakukan karya besar itu. Sebab tanpa kekuatan dan kuasa Allah, diri kita tidak akan mampu berbuat apa-apa. Itulah tanda kasih Allah kepada segenap diri kita dan juga terhadap semua orang.
Sekarang semuanya kembali ke dalam diri kita masing-masing, apakah selama ini kita sudah hidup benar dengan doa-doa kita? Atau kita salah dalam melakukan doa? Apakah doa yang kita lantunkan cenderung demi kepentingan diri sendiri atau juga demi orang lain? Adakah landasan iman dan penyerahan diri atas doa kita? Apakah dalam doa kita cenderung memohon daripada bersyukur? Sungguhkah tidak ada doa yang tidak dikabulkan? Apakah kita sudah mengalami kekuatan doa di dalam kehidupan selama ini? Mari kita jawab dan mencoba mendalami kembali di dalam diri kita masing-masing, lalu merenungkannya sedalam-dalamnya.
No comments:
Post a Comment