Dalam doanya, Salomo meminta kebijaksanaan kepada Tuhan, namun oleh Tuhan diberikan bonus umur panjang, sebab bonus ini tidak dimintanya. Untuk menguji kebijaksanaan yang diminta, Tuhan menghadirkan kepada Salomo permasalahan 2 wanita yang memperebutkan seorang anak.
Kitab Suci memang tidak memberikan kronologi secara detail. Maka kalau didetailkan menurut analisis saya seperti ini:
Kronologi 1:
Seorang wanita B tersadarkan bahwa anaknya mati karena tertindis tubuhnya. Lalu berpikir jahat. Ia menukarposisikan anaknya yang mati dengan anak wanita A. Lalu mengaku-ngaku itu anaknya yang hidup lalu menuduh anak wanita A yang mati, karena dia yakin orang lain tidak tahu kebenarannya. Tujuannya mencari dukungan untuk menjebloskan si wanita A ke penjara dan proses hukum, sehingga memperoleh anaknya. Si wanita B tentunya sudah ngomong kemana-mana menyebarkan fitnah atau kabar tidak benar untuk memperkuat dukungan. Sebagian orang percaya informasi itu.
Kronologi 2:
Usaha wanita B tidak berhenti hanya sebarkan berita, malah cari muka di depan bos dengan melaporkan ketidakbenaran. Bos baru mendengarkan info itu dari versi wanita B. Bos yang adalah Salomo senyum kepada wanita B supaya seolah membuka harapan. Tapi bos tidak serta merta percaya begitu saja.
Kronologi 3:
Salomo melakukan investigasi dengan cara mendengarkan masalah tersebut dengan versi wanita A. Selain itu bos juga meminta tim investigasi untuk melakukan penyelidikan tentang fakta kebenaran. Salomo selaku bos bisa saja mengatakan kepada wanita A " Sudahlah sabar yach... ambil sisi positifnya saja ", tapi Salomo tidak mengatakan hal itu sebab hal itu bukan menyelesaikan masalah, tidak mendidik orang dan membiarkan kejahatan merajalela. Hal itu juga bukan kebijaksanaan. Tentu tim investigasi kerjanya maksimal, penyelidikannya akurat.
Kronologi 4:
Salomo menerima hasil investigasi dan mempelajarinya bahkan merenungkannya di dalam Tuhan. Salomo meminta terang, petunjuk dan berkat Tuhan, agar diberi pengertian tentang kebenaran yang menjadi dasar kebijaksanaan.
Kronologi 5:
Salomo memanggil kedua wanita itu untuk diselesaikan masalahnya. Salomo mendengarkan kedua wanita itu menyampaikan fakta kebenaran di depan banyak orang. Tapi sepertinya mereka saling membela diri. Dari hasil investigasi sebenarnya bisa saja Salomo langsung menyalahkan wanita B. Tetapi Salomo ingin menguji hasil investigasi tersebut lebih dahulu. Salomo hanya berpikir bahwa ibu yang jujur akan sayang kepada anaknya. Maka Salomo pasang taktik dengan menyuruh algojo agar membagi 2 bagian anak itu agar adil. Si wanita B langsung sorak dan menyetujui pembagian itu, tetapi wanita A lebih baik merelakannya diambil wanita itu daripada anak itu yang menjadi korban.
Kronologi 6:
Salomo melihat kebenaran hasil investigasi dengan melihat reaksi si wanita A dan wanita B. Dengan kecocokan hasil investigasi dan pemikirannya, maka wanita A dibenarkan dan wanita B harus mendapatkan hukuman karena menyampaikan fakta ketidakbenaran.
Jadi, suatu permasalahan itu harus diselesaikan dengan cara yang bijak. Orang benar harus didukung dan dibela, orang bersalah pantas menerima hukuman agar jerah dan bertobat. (P. Dedy. S)
Kitab Suci memang tidak memberikan kronologi secara detail. Maka kalau didetailkan menurut analisis saya seperti ini:
Kronologi 1:
Seorang wanita B tersadarkan bahwa anaknya mati karena tertindis tubuhnya. Lalu berpikir jahat. Ia menukarposisikan anaknya yang mati dengan anak wanita A. Lalu mengaku-ngaku itu anaknya yang hidup lalu menuduh anak wanita A yang mati, karena dia yakin orang lain tidak tahu kebenarannya. Tujuannya mencari dukungan untuk menjebloskan si wanita A ke penjara dan proses hukum, sehingga memperoleh anaknya. Si wanita B tentunya sudah ngomong kemana-mana menyebarkan fitnah atau kabar tidak benar untuk memperkuat dukungan. Sebagian orang percaya informasi itu.
Kronologi 2:
Usaha wanita B tidak berhenti hanya sebarkan berita, malah cari muka di depan bos dengan melaporkan ketidakbenaran. Bos baru mendengarkan info itu dari versi wanita B. Bos yang adalah Salomo senyum kepada wanita B supaya seolah membuka harapan. Tapi bos tidak serta merta percaya begitu saja.
Kronologi 3:
Salomo melakukan investigasi dengan cara mendengarkan masalah tersebut dengan versi wanita A. Selain itu bos juga meminta tim investigasi untuk melakukan penyelidikan tentang fakta kebenaran. Salomo selaku bos bisa saja mengatakan kepada wanita A " Sudahlah sabar yach... ambil sisi positifnya saja ", tapi Salomo tidak mengatakan hal itu sebab hal itu bukan menyelesaikan masalah, tidak mendidik orang dan membiarkan kejahatan merajalela. Hal itu juga bukan kebijaksanaan. Tentu tim investigasi kerjanya maksimal, penyelidikannya akurat.
Kronologi 4:
Salomo menerima hasil investigasi dan mempelajarinya bahkan merenungkannya di dalam Tuhan. Salomo meminta terang, petunjuk dan berkat Tuhan, agar diberi pengertian tentang kebenaran yang menjadi dasar kebijaksanaan.
Kronologi 5:
Salomo memanggil kedua wanita itu untuk diselesaikan masalahnya. Salomo mendengarkan kedua wanita itu menyampaikan fakta kebenaran di depan banyak orang. Tapi sepertinya mereka saling membela diri. Dari hasil investigasi sebenarnya bisa saja Salomo langsung menyalahkan wanita B. Tetapi Salomo ingin menguji hasil investigasi tersebut lebih dahulu. Salomo hanya berpikir bahwa ibu yang jujur akan sayang kepada anaknya. Maka Salomo pasang taktik dengan menyuruh algojo agar membagi 2 bagian anak itu agar adil. Si wanita B langsung sorak dan menyetujui pembagian itu, tetapi wanita A lebih baik merelakannya diambil wanita itu daripada anak itu yang menjadi korban.
Kronologi 6:
Salomo melihat kebenaran hasil investigasi dengan melihat reaksi si wanita A dan wanita B. Dengan kecocokan hasil investigasi dan pemikirannya, maka wanita A dibenarkan dan wanita B harus mendapatkan hukuman karena menyampaikan fakta ketidakbenaran.
Jadi, suatu permasalahan itu harus diselesaikan dengan cara yang bijak. Orang benar harus didukung dan dibela, orang bersalah pantas menerima hukuman agar jerah dan bertobat. (P. Dedy. S)
No comments:
Post a Comment