Sunday, July 31, 2016

HARTA DAN KESELAMATAN

MINGGU BIASA XVIII TAHUN C 2016

Harta benda dan ilmu pengetahuan memang kita perlukan di dalam perjalanan hidup. Karena itulah kita bekerja dan bersusah payah mengusahakannya. Namun bukan berarti harta benda dan ilmu pengetahuan memberikan jaminan untuk meraih keselamatan hidup. Hanya iman dan perbuatan baik yang akan membawa kita kepada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa kesemuanya itu sia-sia belaka. Hal itu akan menjadi sia-sia jikalau tidak dipergunakan dengan semestinya, bahkan menjadikannya sebagai berhala jaman sekarang.
Ilmu pengetahuan seharusnya kita gunakan dalam usaha mengenal Allah, walaupun tidak cukup adanya. Otak kita terlalu kecil untuk mengenal misteri Allah. Hanya iman yang akan membantu kita dalam mengenal kemisterian Allah. Demikian pula dengan harta benda, seharusnya kita pergunakan untuk mensyukuri segala karunia dan anugerah Allah dengan cara berbelarasa dengan sesama, bukan dikuasai sendiri. Tidak sedikit orang yang sudah berlimpah ruah harta bendanya, namun masih merasa kekurangan. Sedangkan orang miskin secara ekonomi berharap mengalami perubahan, namun harapan itu belum terwujudkan. Lalu apa ukuran kecukupan dalam hal harta benda? Ketidakpuasan dan ketidakcukupan yang kerap kali datang menggoda manusia lalu menjatuhkannya kepada penyembahan berharla (bdk. Pengkhotbah 1:2;2:21-23).

Harta benda dan ilmu pengetahuan dapat menjadi sarana kita mengenal Allah dan mensyukuri segala karunia-Nya, namun dapat juga serta merta membawa kita ke dalam pemujaan berhala. Pemujaan berhala dapat terjadi apabila diri kita hanya dipusatkan ke dalam perkara duniawi belaka yang penuh ketidakpuasaan, menjadi konsumeris, bahkan jatuh ke dalam aneka tindak kejahatan hanya demi harta benda dan ilmu pengetahuan. Banyak cara ditempuh mereka yang selalu merasa ketidakcukupan dan ketidakpuasan, termasuk menghalalkan segala cara. Inilah yang menjadi penghalang datangnya rahmat Allah dalam diri manusia. Karena manusia bukan mengejar dan berupaya mencari Allah sebagai harta utama, melainkan pemenuhan akan kepuasaan terhadap harta duniawi. Sesungguhnya Allah yang harus dicari terlebih dahulu dan dikenakan dalam diri sebagai harta yang tak ternilai. Percuma saja manusia mengejar harta benda dan ilmu pengetahuan, padahal kesemuanya itu hanya sementara. Kesemuanya itu tidak serta merta dibawa menghadap Allah, sehingga tidak membantu dalam usaha diri kita mencapai keselamatan hidup kekal. Harta benda yang kekal dan membawa keselamatan adalah Kristus sendiri. Itulah yang seharusnya kita cari dan raih. Ilmu pengetahuan kitapun seharusnya dipergunakan untuk makin mengenal Siapa itu Kristus. Semakin kita berusaha mengenal, maka iman kitapun akan makin ditumbuhkan (bdk Kolose 3:1-5.9-11).

Harta benda dan ilmu pengetahuan akan memiliki nilai yang tak terhingga jikalau kita perbantukan kepada sesama yang sangat membutuhkan. Sebab harta benda dan ilmu pengetahuan akan ditinggalkan di dunia bukan dibawa menghadap Allah Bapa. Kesemuanya itu tidak bernilai di hadapan Allah. Karena semuanya itu dapat musnah dan lenyap ditelan waktu. Harta yang sangat bernilai di hadapan Allah adalah diri kita sendiri. Kita hanya membawa hidup, iman dan segala pertanggungjawaban atas perbuatan kita kepada Allah. Maka hanya kekayaan rohani yang akan memberikan jaminan kepada kita untuk mengalami keselamatan (bdk. Lukas 12:13-21). (P. Dedy. S).

No comments:

Post a Comment