Doa adalah komunikasi dengan Allah. Kerinduan seseorang kepada Allah yang diimani, dapat dilihat dari kedekatannya dengan Allah melalui doa. Kerinduan kepada Allah merupakan tanda kepercayaan akan iman yang dimiliki. Semakin dekat relasi seseorang dengan Allah, bukan hanya semakin besar kepercayaan iman yang dimiliki, melainkan juga menambahkan tingkat kesalehannya. Orang yang dikatakan saleh adalah orang yang tidak hanya beriman kepada Allah, tetapi juga memiliki kesucian hati. Sebab orang yang beriman belum tentu saleh hidupnya; masih ada topeng yang dikenakannya.
Tetapi orang yang saleh sama sekali tidak mengenakan topeng dalam dirinya. Hatinya diliputi dengan kesucian. Orang yang saleh selalu menempatkan hidupnya di jalan kebenaran, sehingga tidak sedikit yang mengalami penghinaan bahkan difitnahkan yang jahat kepadanya. Karena itulah orang yang beriman dan suci hatinya disebut orang yang saleh. Orang yang saleh diberikan kemampuan untuk melihat Allah. Allah lebih mendengarkan doa orang yang saleh. Karena doa orang yang saleh bukan hanya mementingkan dirinya sendiri, melainkan juga kepentingan sesamanya. Itulah salah satu bentuk pengorbanan orang saleh. Dengan mendengarkan doa orang yang saleh, Allah sebenarnya mau menunjukkan betapa berbelaskasihnya Allah itu kepada manusia. Allah tidak suka menghukum manusia, justru Allah ingin mencintai dan menolong manusia. Teguran dan aneka peringatan dari Allah atas Sodom dan Gomora merupakan salah satu bentuk cara Allah mencintai manusia bukan menghukum manusia (bdk. Kejadian 18:20-32).Semakin relasi kita dengan Allah begitu dekat, maka doa kita akan memperoleh kekuatannya. Hal tersebut dapat terjadi berkat kepercayaan dan iman. Salah satu kekuatan dari doa yaitu membawa pengampunan bagi diri kita dan sesama. Asalkan doa pengampunan itu timbul dari ketulusan hati. Doa juga membutuhkan ketekunan, sebab dari dalamnya terdapat harapan. Harapan itu timbul karena kepercayaan dan iman yang dimiliki (bdk. Kolose 2:12-14).
Doa Bapa Kami merupakan contoh doa yang patut kita gunakan. Karena di dalam Doa Bapa Kami berisi kepentingan untuk Allah dan kepentingan untuk kita manusia. Kepentingan untuk Allah tertuang dari ungkapan “Bapa Kami yang ada di surga” sampai dengan “ Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di dalam surga”. Sedangkan untuk kepentingan manusia dari ungkapan “Berilah kami rejeki” sampai dengan “Bebaskanlah kami dari yang jahat”. Kalau dilihat lebih dalam, maka kita akan menemukan ENAM PERMOHONAN di dalam Doa Bapa Kami.
Keenam permohonan itu antara lain:
- Datanglah kerajaan-Mu
- Jadilah kehendak-Mu
- Berilah kami rejeki pada hari ini
- Ampunilah kesalahan kami
- Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
- Bebaskanlah kami dari yang jahat.
“Dimuliakanlah nama-Mu” tidak termasuk permohonan karena ungkapan tersebut bukanlah sebuah permohonan, melainkan sebuah pujian bagi Allah. Tidak semua setiap akhiran “-lah” merujuk ke dalam sebuah kata perintah atau permohonan. Inti dari keseluruhannya yaitu kita memohon agar terjadinya “Surga di Bumi” atau “Kerajaan Allah” yaitu dunia yang damai dan penuh sukacita. Apakah doa saja sudah cukup? Tentu saja perlu tindakan konkret dari diri kita sendiri dalam upaya menciptakan “Surga di Bumi” atau “Kerajaan Allah” dengan cara menciptakan kedamaian yaitu damai dengan Allah, sesama, lingkungan dan diri sendiri. Itulah semangat pengorbanan di dalam doa dan tindakan (bdk. Lukas 11:1-13). (P. Dedy.S)
No comments:
Post a Comment