Kita tentu pernah mendengar ungkapan ORA ET LABORA yang berarti BERDOALAH DAN BEKERJALAH. Kedua tindakan tersebut sama-sama baiknya, karena keduanya saling melengkapi dan saling membantu setiap orang menuju kepada kesucian. Doa akan menyucikan segala apa yang kita kerjakan dan lakukan dalam pelayanan. Sedangkan dalam doa, kita dapat membawa setiap orang kepada Allah untuk dipersembahkan dan dimohonkan berkat. Dalam kedua tindakan tersebut juga kita sama-sama bertemu dengan Tuhan. Kalau dalam doa, kita bertemu dengan Tuhan di dalam keheningan. Sedangkan di dalam karya, pekerjaan dan pelayanan, kita juga bertemu dengan Tuhan bukan hanya di dalam keheningan bahkan di dalam perjumpaan dengan sesama. Kerap kali Tuhan menghadirkan diri-Nya lewat sesama. Maka, apapun pekerjaan dan pelayanan yang kita berikan sesungguhnya diperuntukkan bagi Tuhan yang hadir secara nyata di dalam diri sesama. Karena itu perlu bagi kita memberikan yang terbaik kepada Tuhan dengan penuh sukacita. Maka Tuhan pun akan memberikan yang terbaik kepada kita (bdk. Kejadian 18:1-10a).
Doa dan pelayanan sama-sama memberikan hikmat tersendiri kepada kita. Untuk meraih hikmat itu dituntut dalam diri kita semangat pengorbanan. Pribadi yang mau berkorban adalah pribadi yang mau menderita. Penderitaan yang kita alami di dalam doa yaitu menanti sebuah harapan akan belaskasih dan janji Allah serta rela mendengarkan Allah menyampaikan pesan-Nya kepada kita manusia. Sedangkan penderitaan di dalam pelayanan yaitu kesanggupan diri dalam mewartakan Kabar Keselamatan dan Kebaikan hati Allah kepada segenap manusia. Karena kedua tugas tersebut memiliki tantangan tersendiri antara diterima dan ditolak Hanya keutamaan kerendahan hati dan ketulusan yang akan memampukan kita melaksanakan semuanya itu. Sebab Kristus telah melakukannya bagi kita (bdk. Kolose 1:24-28).
Merasul di dalam doa, dan doa di dalam kerasulan; itu berarti ada keseimbangan antara hidup doa dan hidup pelayanan. Keduanya tidaklah dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Itu berarti keduanya saling terkait dan perlu diseimbangkan. Kita juga sebaiknya tidak berat sebelah dalam kedua laku hidup tersebut. Sebab doa saja tidaklah cukup untuk kehidupan kita. Begitu juga dalam pelayanan memerlukan keterlibatan Allah di dalam segenap hidup dan karya kita; hal itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan doa. Kita perlu menekuni hidup doa untuk mendengarkan Tuhan berbicara, menangkap segala kehendak-Nya, menerima segala pesan yang disampaikan-Nya dan menerima rahmat perutusan yang berguna untuk hidup keseharian kita. Tetapi kita juga perlu menekuni hidup pelayanan untuk menerapkan apa yang Tuhan sampaikan dan harus diteruskan kepada sesama. Sebab kebaikan Tuhan itu harus sampai kepada semua orang tanpa terkecuali. Jadi, apapun yang dikerjakan Maria dan Marta sesungguhnya sama baik dan mulia jikalau disertai dengan kerendahan hati, ketulusan dan kerelaan, bukan disisipi dengan sikap iri hati dan ingin bersaing. Karena kedua sikap tersebut akan menjauhkan diri kita dari belaskasih Tuhan (bdk. Lukas 10:38-42). (P. Dedy. S)
Doa dan pelayanan sama-sama memberikan hikmat tersendiri kepada kita. Untuk meraih hikmat itu dituntut dalam diri kita semangat pengorbanan. Pribadi yang mau berkorban adalah pribadi yang mau menderita. Penderitaan yang kita alami di dalam doa yaitu menanti sebuah harapan akan belaskasih dan janji Allah serta rela mendengarkan Allah menyampaikan pesan-Nya kepada kita manusia. Sedangkan penderitaan di dalam pelayanan yaitu kesanggupan diri dalam mewartakan Kabar Keselamatan dan Kebaikan hati Allah kepada segenap manusia. Karena kedua tugas tersebut memiliki tantangan tersendiri antara diterima dan ditolak Hanya keutamaan kerendahan hati dan ketulusan yang akan memampukan kita melaksanakan semuanya itu. Sebab Kristus telah melakukannya bagi kita (bdk. Kolose 1:24-28).
Merasul di dalam doa, dan doa di dalam kerasulan; itu berarti ada keseimbangan antara hidup doa dan hidup pelayanan. Keduanya tidaklah dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Itu berarti keduanya saling terkait dan perlu diseimbangkan. Kita juga sebaiknya tidak berat sebelah dalam kedua laku hidup tersebut. Sebab doa saja tidaklah cukup untuk kehidupan kita. Begitu juga dalam pelayanan memerlukan keterlibatan Allah di dalam segenap hidup dan karya kita; hal itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kekuatan doa. Kita perlu menekuni hidup doa untuk mendengarkan Tuhan berbicara, menangkap segala kehendak-Nya, menerima segala pesan yang disampaikan-Nya dan menerima rahmat perutusan yang berguna untuk hidup keseharian kita. Tetapi kita juga perlu menekuni hidup pelayanan untuk menerapkan apa yang Tuhan sampaikan dan harus diteruskan kepada sesama. Sebab kebaikan Tuhan itu harus sampai kepada semua orang tanpa terkecuali. Jadi, apapun yang dikerjakan Maria dan Marta sesungguhnya sama baik dan mulia jikalau disertai dengan kerendahan hati, ketulusan dan kerelaan, bukan disisipi dengan sikap iri hati dan ingin bersaing. Karena kedua sikap tersebut akan menjauhkan diri kita dari belaskasih Tuhan (bdk. Lukas 10:38-42). (P. Dedy. S)
No comments:
Post a Comment