Sumber : Yohanes 2:13-25
Penulis : P. Dedy. S
Hidup kita tidak pernah terlepas dari keberadaan tubuh, bahkan kerap kali diri kita lebih banyak diatur oleh tubuh dengan hal-hal yang sesungguhnya tidak diperlukan. Tidak hanya itu, di antara kita ada kalanya dapat menerima keberadaan tubuhnya sendiri dan ada kalanya juga sulit menerimanya dengan berbagai alasannya.
Orang yang sulit menerima keberadaan tubuhnya kerap kali kurang pula untuk mensyukurinya, maka tidak mustahil apabila tubuhnya diperlakukan secara tidak benar, entah merusaknya dengan berbagai perbuatan seperti: narkoba, tindak asusila dan tindakan jahat lainnya. Ada pula yang mencontoh orang lain dan menerapkannya di dalam dirinya, maka timbul pengrusakan di dalam dirinya seperti: ganti warna kulit dan melakukan operasi plastik hanya untuk mengubah bentuk salah satu dari anggota tubuhnya.
Orang-orang seperti yang sudah disebutkan merupakan contoh pribadi yang tidak menyadari bahwa tubuhnya adalah Kenisah Allah. Mungkin perbuatan tersebut juga ada di dalam diri kita sendiri. Kalau memang perbuatan seperti itu ternyata mengakar di dalam diri kita, maka alangkah baiknya apabila kita bertobat dan kembali menyadari bahwa sesungguhnya tubuh kita adalah Kenisah Allah. Jadi tubuh kita ini hanyalah sebuah titipan, maka harus dijaga dengan baik. Dengan melakukan kesepuluh perintah Allah, akan turut membantu usaha kita dalam mensyukuri dan memperlakukan tubuh sebagai Kenisah Allah.
Hari ini kita diingatkan kembali betapa marahnya Yesus apabila melihat Kenisah-Nya yang bukan hanya digunakan sebagai tempat berjualan, namun lebih dari itu yakni sebagai transaksi kejahatan atau penyamun. Padahal seharusnya Kenisah itu dijadikan tempat berdoa, tempat semua orang hidup dalam persekutuan iman, tempat semua orang memberikan persembahan terbaik bagi Allah dan tempat Allah dipermuliakan. Namun kenyataannya kesadaran itu tidak dimiliki. Maka Yesus menuntut perombakan, pembersihan, penyucian dan renovasi. Hal itu dilakukan Yesus sebab pernah dikatakan-Nya “ Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku ” (Yoh 2:17). Karena itu Yesus harus rela wafat dan bangkit demi keselamatan dan kesadaran kita bersama.
Masa PRAPASKAH ini menjadi kesempatan bagi kita untuk turut serta dalam rencana Allah yakni membawa keselamatan bagi dunia dengan memulainya dari diri kita sendiri dengan cara mensyukuri tubuh apa adanya, melakukan tubuh secara hormat, menghargai tubuh, merawat tubuh, menjadikan tubuh sebagai tempat berdoa dan menyadari bahwa tubuh adalah Kenisah Allah yang terus menerus harus dipersembahkan kepada Allah sebagai persembahan yang suci dan mulia.
Dalam keluarga, orangtua harus berperan aktif untuk mendidik anak-anaknya agar mampu menyadari dan menghargai tubuhnya sebagai Kenisah Allah yang harus dijaga kesuciannya dan terus menerus dipersembahkan kepada Allah. Agar mampu mendidik, orangtua haruslah memberikan teladan terlebih dahulu. Sebab apapun yang diterima anak, sesungguhnya berasal dari orangtua. Apabila orangtua sudah mampu berperilaku dengan benar dalam menghargai tubuhnya sebagai Kenisah Allah, maka anak-anak akan mengikutinya. “ Ya Allah. Kupersembahkan tubuhku sebagai persembahan yang hidup, kudus, sejati dan berkenan bagi-Mu. ”
No comments:
Post a Comment