Thursday, February 11, 2016

IMAN YANG TAHAN UJI

MINGGU PRAPASKAH I TAHUN C 2016

Penulis  : P. Dedy. S 
Sumber : Lukas 4:1-13

Ketika kita mengungkapkan pengakuan iman kita di dalam perayaan ekaristi maupun doa-doa seperti rosario, tidak cukup kalau pengakuan iman tersebut hanya dimengerti sebagai kepercayaan kita kepada Allah Sang Maha Rahim saja. Iman itu merupakan tanggapan kita atas wahyu yang diterima dari Allah berupa kasih, perhatian, pengampunan, dan belaskasih.
Karena berupa tanggapan, maka diharapkan kita mampu menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam tangan-Nya melalui persembahan diri dan hidup kita sebagai tanda syukur dan sukacita atas segala penyertaan-Nya di dalam peziarahan  hidup kita(bdk. Ulangan 26:4-10).

Iman akan menjadi kokoh apabila secara terus menerus dibina dengan seringnya mendengarkan Sabda Allah lalu menyimpannya di dalam hati. Karena dengan hati, kita menjadi percaya dan diselamatkan. Melalui hati, setiap orang akan selalu merenungkan sabda Allah siang dan malam; melalui hati, setiap orang akan mengeluarkan segala perbendaharaan katanya untuk mewartakan sabda Allah; melalui hati, setiap orang akan bertindak sesuai dengan iman yang dimilikinya untuk mengantar setiap orang memperoleh keselamatan terutama yang percaya kepada-Nya dan selalu mempersembahkan seluruh hidupnya hanya kepada-Nya (bdk. Roma 10:8-13).

Untuk melihat kekokohan dan kekuatan daya iman itu, Allah Sang Maha Rahim kerap kali pula mendatangkan berbagai ragam ujian dan cobaan. Dari semua cobaan tersebut, Allah akan mengetahui seberapa mampu diri kita menghadapi, menerima, dan memikulnya; selain itu juga ingin melihat apakah iman yang kita miliki itu sungguh-sungguh mempunyai pondasi yang kuat, sehingga tidak mudah jatuh ke dalam aneka godaan seperti: kenikmatan duniawi, kedudukan, jabatan, populeritas diri, kekayaan dan berbagai hal yang menjerumuskan kita ke dalam dosa dan akhirnya membentangkan jarak antara kita dan Allah Sang Maha Rahim. Sekalipun kita terjatuh karena ketidakmampuan, namun ketika tersadar akan kerahiman Allah, maka selekas mungkin berseru dan bertobat kepada-Nya; maka Sang Maha Rahim akan menggapai kita dan menyelamatkan kita berkat belaskasih-Nya (bdk. Lukas 4:1-13). 


No comments:

Post a Comment