MINGGU PRAPASKAH II TAHUN C 2016
Penulis : P. Dedy. S
Sumber : Lukas 9:28b-36
Ketika sebuah perjanjian diutarakan, di situlah terdapat sebuah ikatan antara kedua belah pihak yang saling berjanji. Tujuan perjanjian dibuat agar ada kesepakatan dan kerjasama. Agar perjanjian itu mendamaikan satu sama lain, maka setiap orang yang berjanji perlu menepati janji itu. Hal itu tentunya membawa konsekuensi bagi masing-masing.
Demikian juga perjanjian antara Allah dan kita. Perjanjian itu sudah dimulai sejak penciptaan agar menjadikan semuanya baik adanya. Kalau perjanjian dengan manusia pertama, Allah akan menjaga pohon kehidupan agar tak seorangpun meraihnya kembali lalu menjadi seperti Allah. Kepada Abraham, Allah juga membuat perjanjian yaitu: Abraham akan diberikan keturunan banyak, namanya termahsyur, menjadi bapa bangsa dan akan diberikan tanah yang dinamakan tanah perjanjian. Abraham menyambut dan menerima janji itu dengan berjanji dengan imannya untuk tetap jujur dan setia kepada Allah. Lalu apa janji kita kepada Allah? (bdk. Kejadian 15:5-12.17-18).
Demikian juga perjanjian antara Allah dan kita. Perjanjian itu sudah dimulai sejak penciptaan agar menjadikan semuanya baik adanya. Kalau perjanjian dengan manusia pertama, Allah akan menjaga pohon kehidupan agar tak seorangpun meraihnya kembali lalu menjadi seperti Allah. Kepada Abraham, Allah juga membuat perjanjian yaitu: Abraham akan diberikan keturunan banyak, namanya termahsyur, menjadi bapa bangsa dan akan diberikan tanah yang dinamakan tanah perjanjian. Abraham menyambut dan menerima janji itu dengan berjanji dengan imannya untuk tetap jujur dan setia kepada Allah. Lalu apa janji kita kepada Allah? (bdk. Kejadian 15:5-12.17-18).
Untuk dapat mengalami dan menikmati janji Allah, kita perlu menyerupakan diri dengan Sang Maha Rahim dengan tetap berjanji dan berdiri dalam iman yang teguh, memikul salib setiap hari dan memusatkan segala pikiran hanya kepada perkara surgawi (bdk. Filipi 3:17-4:1).
Segala yang dijanjikan Allah kepada Abraham juga ditujukan kepada kita. Allah berjanji akan membawa kita kepada tanah perjanjian yakni kehidupan abadi di surga dengan cara membebaskan kita dari segala macam perbudakan dosa dan membebaskan kita dari segala bentuk penjajahan yang berasal dari kejahatan. Untuk mencapai tujuan itu, Dia harus mengorbankan diri-Nya sendiri demi kita semua. Lalu memberikan ke dalam hati kita sebuah hati yang baru yang diterangi dan dilandasi dengan belaskasihan. Agar setiap orang yang mengalami belaskasih, kembali memuliakan Allah Sang Maha Rahim (bdk. Lukas 9:28b-36).
No comments:
Post a Comment