Sumber : Markus 2:1-12
Tidaklah sedikit orang yang menyangkut pautkan antara penderitaan atau sakit yang dialami oleh seseorang dengan akibat dosa yang ditimpahkan kepada orang tersebut. Padahal belum tentu segala penderitaan atau derita sakit yang dialami merupakan hukuman dari Allah akibat segala dosanya. Sebab banyak penyakit timbul karena berbagai hal, dan memang tanpa dipungkiri bahwa sakit yang diderita dapat pula disebabkan oleh akibat kesalahannya sendiri seperti kurang menjaga kesehatan, kurang berolah raga, kurang menjaga kebersihan dan tidak mengontrol makanan yang dikonsumsi. Maka dengan derita atau sakit itu diharapkan lahirlah kesadaran dalam diri orang tersebut. Namun tidaklah semua sakit dan derita timbul akibat kelalaian dan pengontrolan diri, dapat juga timbul akibat orang lain atau perubahan cuaca yang tidak siap dihadapi oleh orang tersebut.
Penyakit kusta kerap kali dipandang banyak orang sebagai penyakit kutukan akibat dosa bawaan keluarga atau dosanya sendiri yang lebih sering disebut KARMA. Padahal penyakit kusta itu bukanlah karena keturunan ataupun kutukan, melainkan akibat virus yang tidak jelas darimana datangnya. Akibatnya korban menderita luka yang menjijikan bagi orang lain. Diri orang tersebut akhirnya menjadi terisolasi dan tersisikan, karena tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya karena takut tertular. Sebenarnya penyakit ini tidaklah begitu mudah menular seperti anggapan banyak orang, kalau setiap orang tidak mengalami sugesti. Kalau setiap orang menyadari bahwa penyakit ini tidak akan menular, maka penyakit itupun tidak akan menular, apalagi kalau setiap orang tahu bagaimana cara menjaga diri.
Demikian pula dengan para penderita sakit yang lain seperti kelumpuhan. Banyak para penderita kelumpuhan yang dialami sejak kecil, sehingga diri orang seperti ini menjadi kurang pergaulan dan tersisikan dari lingkungan masyarakat. Penyakit ini pun banyak dinilai bahwa derita ini akibat dosa dan karma. Padahal semuanya itu belum tentu. Banyak hal dapat menjadi pemicu kelumpuhan seperti terlambatnya pemberian vaksinasi, kurangnya konsumsi makanan atau minuman yang bervitamin. Salah satu dari penderita itu adalah anak dari family saya. Sejak kecil menderita kelumpuhan kaki, sehingga tidak mampu berbuat apa-apa selain duduk sambil berjalan yakni menggeserkan pantatnya untuk menuju tempat yang dikehendaki. Kurang lebih 8 tahun lamanya menderita seperti ini. Namun, dalam perkembangan dan pertumbuhan badannya, akhirnya kelumpuhan itu dapat tersembuhkan tanpa obat apapun dan tanpa dokter manapun. Hanya terapi yang sering dilakukan. Ini membuktikan bahwa kelumpuhan fisik masih dapat disembuhkan.
Kelumpuhan tidak harus terjadi pada kaki, kelumpuhan dapat terjadi pada anggota tubuh yang lain. Kelumpuhan yang paling berbahaya untuk diderita setiap orang adalah kelumpuhan pada hati. Kalau kelumpuhan pada kaki masih dapat disembuhkan, entah dengan obat, vitamin maupun terapi. Namun kalau kelumpuhan pada hati, tidak akan mampu disembuhkan oleh siapapun selain oleh dirinya sendiri. Karena mereka yang sedang menderita kelumpuhan hati, hidupnya diwarnai dengan sirik, penuh jurang pemisah, berteman pilah pilih, hilangnya toleransi, hidup diwarnai kesukuan dan kurang adanya pembauran dengan yang lain, penuh negatif thinking terhadap sesamanya, menaruh kebencian terhadap seseorang, menolak pandangan orang, meremehkan orang lain, memandang rendah sesamanya dan masih banyak lagi. Kalau penyakit dan derita seperti ini terus menerus dipelihara, mana mungkin dapat mengalami dan merasakan betapa baiknya Allah. Mungkin kebaikan Allah dialami, namun hanya sejauh pikiran dan rasa belaka, padahal dirinya jauh dari Allah. Inilah yang sebenarnya penyakit timbul akibat dosa. Dosa yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Tidak ada yang akan mampu menyembuhkannya selain dirinya sendiri dan Allah. Hanya melalui pertobatan dan niat sadar diri yang akan sedikit demi sedikit akan menyembuhkannya dari segala faktor penyebab kelumpuhan itu sendiri.
Semua penyakit apapun dapat disembuhkan kalau dalam diri kita tertanam niat dan kemauan untuk hidup lebih baik yang didasari oleh kedekatan diri dengan Allah dan segala kehendak-Nya. Obat dan dokter hanyalah sarana, namun tidak semuanya itu menjamin akan membawa kepada kesembuhan. Pembawa kesembuhan sejati hanyalah di tangan Allah, sebab Dia-lah dokter dari segala dokter yang mempunyai obat manjur dan cocok buat masing-masing orang.
Jikalau dalam diri setiap orang lahir kemauan untuk bertobat, berubah dan membangun niat baik di hadapan Allah, apapun derita dan sakit yang dideritanya akan mengalami kesembuhan, apalagi dosa. Sekali saja kita memberanikan diri untuk datang kepada Allah dalam kondisi dan situasi apapun, untuk memohon ampun dan bertobat, maka tidak ada kata mustahil bagi Allah, apabila Allah akan mencurahkan rahmat dan kebaikan hati-Nya secara melimpah kepada yang mau dan berkenan datang kepada-Nya. Maka kalau semula kita lumpuh karena penyakit ataupun dosa, Allah pasti akan menyembuhkannya, sebab Allah itu sungguh murah hati dan berbelas kasih. Tidak ada yang mampu melampaui kasih dan kemurahan hati Allah, selain Allah sendiri yang mempunyai segala-galanya. Sekarang yang patut kita tanyakan di dalam diri kita, apakah kita mau dipulihkan dari segala kelumpuhan dan sakit penyakit? Kalau mau maka syarat utama diri kita tidak ada yang lain selain bertobat dan membangun niat baik bagi siapa saja tanpa pandang bulu, sekalipun itu adalah orang yang membenci diri kita.
No comments:
Post a Comment