Penulis : P. Dedy. S
Di dalam budaya masyarakat terutama di Indonesia terdapat tradisi untuk memperingati keluarga atau kerabat yang sudah meninggal dunia. Peringatan itu seperti 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari dan seterusnya. Beragam tata cara dilakukan oleh setiap suku dalam merayakan peringatan itu. Ada yang hanya dengan sembahyangan dan ada yang dengan upacara tertentu. Tradisi peringatan seperti ini tidak hanya terdapat dalam budaya daerah, melainkan juga terdapat di dalam kebudayaan Gereja. Tradisi yang dimiliki Gereja ini pun mempunyai kebiasaan kultural yang sama untuk merayakan misteri keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus. Salah satu perayaan itu adalah KENAIKAN TUHAN.
Gereja mendapatkan tradisi perayaan ini dari Gereja Perdana atau Jemaat yang pertama-tama menjadi pengikut Kristus yang menjalin persekutuan dengan para murid Yesus. Tradisi ini untuk memperingati 40 hari setelah Yesus bangkit dari antara orang mati atau yang disebut PASKAH. Gereja Perdana melakukan tradisi ini dengan maksud dan tujuan untuk mengenangkan kembali akan peristiwa agung dan mulia yang mereka alami bersama dengan Yesus, teristimewa ketika mereka sendiri menjadi saksi mata akan kenaikan Yesus menuju surga secara jiwa dan raga-Nya. Selain itu juga untuk mengenangkan kembali akan pesan dan janji Yesus kepada para murid. Sebab pesan dan janji ini harus diteruskan sampai akhir jaman. Peristiwa kenaikan inilah yang dijadikan tanda kemenangan Kristus dan sekaligus kemuliaan bagi diri kita. Maka perlu bagi kita untuk merayakan hari kemenangan dan kemuliaan ini. Ini pula yang menjadi dasar iman kita, bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Melalui kenaikan ke surga, Yesus sendiri ingin meneguhkan iman setiap orang yang percaya dan berimankan akan Dia, agar iman dan kepercayaan yang dimiliki tidak sia-sia, melainkan makin hari makin diteguhkan dan dikuatkan.
Sebelum terangkat ke surga, Yesus telah meninggalkan pesan kepada para murid yang disebut-Nya Rasul agar :
- Mewartakan Kabar Sukacita ( Injil) ke seluruh dunia
- Membaptis banyak orang dan menjadikan semua orang menjadi murid Tuhan dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Sebelum terangkat pun, Yesus memberikan janji-Nya kepada para murid termasuk kepada diri kita dan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Janji-janji itu seperti:
- Tuhan berjanji akan menyertai kita sampai akhir jaman
- Akan mengirimkan seorang penghibur sebagai tanda penyertaan Tuhan atas diri kita. Penghibur itu adalah Roh Kudus.
- Sebagai tanda penyertaan, Tuhan berjanji pula akan memberikan tanda-tanda istimewa sebagai tanda perlindungan Tuhan atas diri kita dalam menjalankan tugas sebagai seorang murid Kristus yaitu IMAM, RAJA dan NABI (Bdk. Markus 16:15-20). Ketiga tugas itu terdapat dalam PANCA TUGAS GEREJA yang meliputi: KOINONIA (persekutuan), LITURGIA (peribadatan), DIAKONIA (pelayanan), KERYGMA (pewartaan) dan MARTYRIA (kesaksian hidup). Tanda penyertaan yang diberikan kepada para murid termasuk kita seperti: mampu mengusir setan (menghalau kekuatan jahat), mampu menginjak ular (mampu melawan tindakan jahat), minum racun tidak mati (terbebas dari budak kejahatan)
Kenaikan Yesus menuju rumah Bapa di surga memang disaksikan sendiri oleh para Rasul, sedangkan kita sendiri tidak melihat langsung (Bdk. Kis 1:1-11). Hal ini bukan berarti tugas kesaksian hanya tugas para rasul, justru kita harus berani memberi kesaksian walau kita sendiri bukan saksi mata. Namun segala apa yang telah kita dengar dan kita alami dalam hidup sehari-hari, itulah yang menjadi kesaksian hidup berkat campur tangan Tuhan di dalam keseluruhan hidup kita. Selama kita memberikan kesaksian, Roh Kudus akan menyertai dengan menuntun setiap cara yang kita pakai dalam kesaksian.
Yesus sendiri terangkat ke surga untuk mempersiapkan tempat bagi kita dan orang-orang yang dengan imannya percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dengan iman itu, Yesus berjanji akan membawa keselamatan atas diri orang yang percaya sekalipun tidak melihat (Bdk. Ef 4:1-13). Percaya dengan iman yang Yesus maksud bukanlah hanya berupa seruan dan pengakuan, melainkan bagaimana iman dan kepercayaannya kepada Yesus yang adalah Anak Allah itu benar-benar nyata di dalam segala tindakannya. Sama seperti dengan apa yang Rasul Paulus katakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Maka, agar iman itu tidak mati atau mengalami kemandulan, perlu dilaksanakan. Apabila diri kita sanggup melaksanakannya, itu pertanda diri kita ikut dipermuliakan bersama dengan Kenaikan Yesus ke surga.
Tentu banyak kesulitan, tantangan, rintangan bahkan ancaman selama memberi kesaksian. Namun itulah resiko yang harus kita berani hadapi, sebab Yesus sendiri memberikan teladan bagaimana Dia hadapi semuanya itu dengan segala apa yang dimiliki seperti kesabaran, kelemah lembutan, kerendahan hati, kesederhanaan dan pengorbanan diri. Namun, pada akhirnya Yesus mampu melewati itu semua berkat campur tangan Allah. Maka, dalam memberi kesaksian hidup kita pun diharapkan bersandar kepada Allah sebagai sumber kekuatan, jangan pernah gunakan kekuatan sendiri, karena kekuatan yang ada di dalam diri kita ini sangat terbatas.
No comments:
Post a Comment