Thursday, October 22, 2015

MELIHAT DENGAN IMAN

Penulis  : P. Dedy.S
Sumber : Markus 10:46-52

Setiap orang dikaruniai mata untuk melihat, namun kenyataannya tidak semua dapat melihat sekalipun kondisi mata fisiknya baik. Sebab yang dilihat bukan yang seharusnya dilihat. Itulah yang sesungguhnya membuat diri kita mengalami kebutaan dalam penglihatan. Kebutaan yang terjadi bukan saja fisik, melainkan juga rohani yakni tempat kita mengolah iman.

Kebutaan rohani dapat terjadi di dalam diri kita, kalau kita mulai mematikan kemampuan untuk memahami makna di balik sebuah penderitaan atau kesukaran hidup yang kita alami. Akibat kebutaan penglihatan itu bisa menghasilkan sikap pandangan dan hidup yang suram, pesimistis, kecewa bahkan putus asa. Dapat juga menimbulkan suatu pandangan dan sikap yang arogan, merasa serba tahu, merasa selalu benar, bahkan merasa tak pernah salah. Karena itu perlu tuntunan dan pendampingan dari Allah (Bdk. Yeremia 31:7-9).

Kita perlu beralih dari kebutaan ke dalam kemampuan untuk melihat kerahiman Allah dalam diri kita. Karena itu kita memerlukan penyembuhan lewat tobat atas salah dan dosa kita. Allah telah datang dan menjadi serupa dengan diri kita supaya dapat mengalami segala kesulitan dan hambatan yang ada di dalam diri kita. Dengan demikian Allah dapat menyembuhkan dan memulihkan keadaan diri kita. Maka, untuk mensyukurinya kita harus membuat silih atau korban sebagai pepulih atas dosa kita. Karena tobat akan sempurna kalau disertai NIAT, TOBAT dan SILIH DOSA (Bdk. Ibrani 5:1-6).

Kita ini harus bersikap dan belajar seperti Bartimeus, artinya:
pertama, kita harus mempunyai kerinduan untuk mengalami perjumpaan dengan Allah yang sewaktu-waktu datang menghampiri diri kita.

Kedua, kita  harus sadar dan menjadi tahu bahwa kita membutuhkan penyembuhan rohani atau batin. Siapa penyembuhnya kalau bukan Allah sendiri yang hadir dalam diri Yesus.

Ketiga, Kita harus berusaha menemukan dalam diri masing-masing hal-hal yang menghambat serta melumpuhkan iman dalam melihat kehadiran dan wujud Allah termasuk panggilan kita untuk berbuat baik terhadap sesama.

Keempat, kita harus membuktikan sikap tobat dengan mengikuti Yesus dan menjadi murid. Itu berarti berani memikul salib setiap hari dan melayani sesama penuh belaskasih. Agar diri kita pulih dari kebutaan iman dan rohani, marilah kita mengulangi doa Bartimeus: ‘Rabuni, semoga aku dapat melihat!”(Bdk. Markus 10:46-52). 


No comments:

Post a Comment