Tuesday, December 23, 2014

JEJAK TUHAN

Penulis : P. Dedy. S

Banyak orang berusaha mencari tahu tentang keberadaan Tuhan. Berbagai teori dan upaya dipakai untuk membuktikannya, padahal tanpa melakukan pembuktian teori yang muluk-muluk, sesungguhnya keberadaan Tuhan itu dapat dijumpai, bahkan dialami. Hanya sekarang apakah mata kita terbuka untuk melihat hal itu, dan batin kita terbuka untuk mengalami akan keberadaan dan kehadiran-Nya. Berikut salah satu pengalaman diriku sendiri yang mengalami bagaimana aku menemukan jejak Tuhan yang sungguh begitu nyata dalam hidup.
Pada tahun 2012 ketika aku masih tinggal di tempat kost Jl. Sam Ratulangi Manado depan toko buku Borobudur dan samping kanan RS Pancaran Kasih, rutinitas pekerjaan lain yang dilakukan yaitu memberi les private mulai siang sekitar pukul 14.00 sampai larut malam sekitar pk 23.00. Beberapa kali diriku terserang oleh angin duduk yang membuatku seperti masuk angin berat. Namun hanya sekali dan itu terakhir kalinya sebelum tempat kost ini digusur yang akhirnya membuatku harus mutasi ke Jl. Kartini depan swalayan Golden, diriku mengalami serangan angin duduk yang luar biasa, sehingga badan lemas, mata mulai berkunang-kunang, bahkan rasa sesak nafas di dada yang membuatku kehilangan nafas,  mata mampu melihat namun hanya sinar putih menyilaukan dan semakin lama semakin gelap. Saat itu sudah mendekati mahgrib, karena situasi itu akhirnya aku memaksakan diri untuk hubungi kakak dan adik via sms, aku katakan  situasi yang terjadi pada diriku saat itu pun kepada orangtua murid yang belum sempat aku datangi hari itu. 
Aku sungguh tak merasa mampu dan kuat lagi untuk berjalan kemana-mana, hanya satu pilihan yang kuambil yakni pulang ke tempat kost. Dalam pandangan yang sudah gelap, hilangnya nafas membuatku harus tertatih-tatih jalan pulang dan beberapa kali harus berhenti sekedar sandar di pohon atau tiang listrik, maklum jarak tempat kost dan kejadian lebih dari 5 km. Di saat sandar itu aku merasakan seperti ada yang menopang, menuntun dan mengantarku sampai tiba di dalam kamar kost lantai dua. Pintu kamar kost seperti ada yang membukakan untukku dan merebahkanku di tempat tidur, tapi entah siapa karena pandanganku gelap, nafaspun tiada, badanpun lemas. Selama dalam tuntunan dan berbaring di tempat tidur, hanya kepasrahan diri yang terjadi, kukatakan " Tuhan, jika Engkau memang harus membawaku hari ini, bawalah aku, namun jika Engkau berkenan janganlah sekarang, sebab aku di sini sendirian, tak ada kekasih, tak ada saudara dan keluarga kecuali teman dan sahabat, aku juga tak mau merepotkan banyak orang dengan jasadku. Aku tak mau meninggalkan jasadku di sini, jika Engkau berkenan ijinkan aku dapat menyelesaikan tugas-tugasku sampai aku kembali ke tanah kelahiranku sendiri, sebab semua ada di sana ". tawar menawar terus terjadi antara diriku dan Tuhan di dalam situasi yang serba sulit dan mencekam itu antara hidup dan sakrat maut. Lalu aku mengalami tak sadarkan diri. Aku tersadar ketika kurasakan ada nafas mengalir dari hidungku. Aku hanya berpikir "wah apakah aku sudah tinggalkan hidupku ini" Begitu kuberanikan buka mata, aku lihat lampu kamarku menyala, aku tersadar benar, namun kulihat pintu dan jendela tertutup dan terkunci dari dalam, lalu siapa yang membawaku masuk dan merebahkanku di kamar? Aku yakin itu Tuhan dan jejak-Nya. Aku bersyukur luar biasa akan anugerah dan kemurahan hati Tuhan ini. Aku didengar-Nya, aku ditolong-Nya. Dalam doaku kukatakan" Tuhan, siapakah aku ini sehingga Engkau mau dan berkenan pada doa dan permohonanku, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba yang penuh noda, dosa dan salah? Aku tahu, hidup Kau berikan, supaya ada kesempatan buatku untuk lebih banyak bertobat, terima kasih Tuhan, Alleluya "
Melalui pengalaman ini ternyata kehadiran dan pertolongan Allah bagi siapa saja itu nyata. Kehadiran-Nya dapat dialami dan dirasakan melalui jejak-Nya. Tentu pengalaman seperti ini bukan hanya diriku saja yang mengalaminya, masih banyak orang pernah mengalami hal serupa. Berkat pengalaman rohani dan sekaligus mistis ini kekuatan hati untuk lebih mencintai dan mengimani Allah sebagai Sang Mesias makin tebal seolah bagaikan pelapis baja yang melindungi seluruh bagian dari diri.
Jejak Tuhan tidak harus dapat ditemukan, dirasakan dan dialami di saat genting terjadi dalam diri kita, melainkan seluruh alam dan segala ciptaan-Nya menampilkan bahwa itu semua adalah jejak Tuhan bagi kita. Maka tak perlu mencari-cari dimana Tuhan dan bagaimana membuktikan adanya Tuhan, sebab keberadaan dan jejaknya sungguh nyata.


No comments:

Post a Comment