Penulis : P. Dedy. S
Gereja Katolik merayakan Bulan Mei dan Oktober sebagai Bulan Maria bukan karena berkat adanya penampakan Bunda Maria kepada Santa Bernadette dan tiga anak di Fatimah yang bernama Lucia dos Santos (10 tahun), Fransisco Marto (9 tahun) dan Jacinta Marto (7 tahun), melainkan karena ingin menghormati Maria sebagai Bunda Kudus yang melahirkan Yesus Penebus.
Bunda Maria patut dihormati karena berkat jasanya dalam mengandung, memperjuangkan proses kelahiran Yesus dan penyertaannya selama Yesus hidup bahkan ketika di salib dan dimakamkan. Bunda Maria tidak pernah meninggalkan Yesus walau sekejap. Kemanapun Yesus pergi, Bunda Maria selalu menyertai. Dasar penyertaan inilah yang digunakan Gereja untuk membantu umat untuk turut serta dengan sadar menghormati Maria dan berharap akan segala bantuannya sebagai perantara antara kita dan Yesus Sang Putra.
Walaupun peristiwa penampakan kepada Santa Bernadette dan tiga anak di Fatima itu bukan menjadi dasar penghormatan, namun peristiwa itu tetap menjadi pesan tersendiri sekaligus bukti penyertaan Bunda Maria kepada kita semua. Seperti halnya Bunda Maria membangkitkan harapan dan semangat kepada Santa Bernadette, kita pun diharapkan turut terbangkitkan semangat penuh harapan terhadap pertolongan Sang Bunda dalam mengarungi perjalanan hidup kita.
Banyak cara dipakai untuk menghormati Sang Bunda seperti: Novena, Doa Rosario, Devosi khusus, melakukan ziarah, Doa Medali Wasiat dan aneka bentuk penghormatan lainnya. Itu semua hanya berupa penghormatan bukan penyembahan. Dikatakan demikian karena selama ini banyak orang tersesat karena salah dalam memahami dengan menyamakan antara penghormatan dan penyembahan. Tidak ada yang patut untuk disembah selain Allah sendiri. Namun realitanya banyak orang bukan lagi melakukan penghormatan terhadap Bunda Maria, justru mereka melakukan pemberhalaan terhadap Bunda Maria dengan berbagai cara seperti: memperlakukan patung Maria dan rosario secara berlebihan. Padahal untuk menghormati tidak harus dilakukan secara berlebihan, hanya bagaimana kita menghayati itu di dalam hati kita sendiri. Bukan benda-benda itu yang mendatangkan keselamatan, melainkan karena berkat doa yang kita panjatkan ke hadapan Allah melalui perantaraan Bunda Maria. Walaupun kita berdoa melalui Bunda Maria tanpa sebuah benda seperti patung dan rosario, doa akan tetap didengarkan oleh Bunda, asalkan doa yang dilambungkan penuh kerelaan hati, menyelamatkan banyak jiwa dan bukan untuk keuntungan diri sendiri.
Mengapa Harus di Bulan Mei?
Pada Bulan Mei, Bunda Maria bukan hanya menampakkan diri kepada Suster Bernadette sebelum dibeatifikasikan sebagai santa, melainkan juga kepada tiga anak gembala yaitu Lucia dos Santos (10 tahun), Fransisco Marto (9 tahun) dan Jacinta Marto (7 tahun) di sebuah desa kecil di Lisbon Portugal. Peristiwa itu terjadi pada 1 Mei 1917. Sebelum penampakan Bunda Maria terjadi, setahun sebelumnya nampaklah sebuah peristiwa di luar kemampuan logika manusia yaitu terjadinya tiga penampakan malaikat yang meminta ketiga anak itu mempersiapkan diri untuk mengalami penampakan Bunda Maria.
Dalam penampakan itu, Malaikat mengajarkan kepada anak-anak, dua doa penyilihan yang harus didoakan dengan hormat yang besar. Pada penampakan terakhir di musim gugur 1916, Malaikat memegang sebuah piala. Ke dalam piala ini meneteslah darah dari sebuah Hosti yang tergantung di atasnya. Malaikat memberi ketiga anak itu Hosti sebagai Komuni Pertama mereka dari piala itu. Anak-anak tidak menceritakan penampakan ini kepada orang lain. Mereka simpan pengalaman mistis itu untuk mereka renungkan dan refleksikan. Mereka melewatkan waktu yang lama dalam doa dan keheningan.
Pada 13 Mei 1917, Ketiga anak itu sedang menggembalakan ternaknya di Cova da Iria, sebuah padang alam yang amat luas, kira-kira satu mil dari desa mereka. Tiba-tiba mereka melihat sebuah kilatan cahaya dan setelah kilatan yang kedua, muncul seorang perempuan yang amat cantik. Pakaiannya putih berkilauan. Perempuan yang bersinar bagaikan matahari itu berdiri di atas sebuah pohon oak kecil dan menyapa anak-anak:
"Janganlah takut, aku tidak akan menyusahkan kalian. Aku datang dari surga. Allah mengutus aku kepada kalian. Bersediakah kalian membawa setiap korban dan derita yang akan dikirim Allah kepada kalian sebagai silih atas banyak dosa? Sebab besarlah penghinaan terhadap yang Mahakuasa, juga bagi pertobatan orang berdosa dan bagi pemulihan atas hujatan serta segala penghinaan lain yang dilontarkan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda?"
"Ya, kami mau," jawab Lucia mewakili ketiganya.
Dalam setiap penampakan, hanya Lucia saja yang berbicara kepada Bunda Maria. Jacinta dapat melihat dan mendengarnya, tetapi Fransisco hanya dapat melihatnya saja.
Dalam perjumpaan itu Bunda Maria mengatakan bahwa ia akan segera membawa Jacinta dan Fransisco ke surga. Sedangkan Lucia diminta tetap tinggal untuk memulai devosi kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. Ketika mengucapkan kata-kata ini, muncullah dari kedua tangan Maria sebuah cahaya. Di telapak tangan kanannya nampak sebuah hati yang dilingkari duri. Penampakan ini dinamakan Hati Maria Yang Tak Bernoda yang terhina oleh dosa manusia. Sementara menunjukkan tangannya, Bunda Maria pun sambil kembali menyampaikan pesannya:
"Yesus ingin agar dunia memberikan penghormatan kepada Hatiku yang Tak Bernoda. Siapa yang mempraktekkannya, kujanjikan keselamatan. Jiwa-jiwa ini lebih disukai Tuhan, dan sebagai bunga-bunga akan kubawa ke hadapan takhta-Nya."
"Janganlah padam keberanianmu. Aku tidak akan membiarkan kalian. Hatiku yang Tak Bernoda ini akan menjadi perlindungan dalam perjalananmu menuju Tuhan."
"Berkorbanlah untuk orang berdosa. Tetapi teristimewa bila kalian membawa suatu persembahan, ucapkanlah seringkali doa ini: Ya Yesus, aku mempersembahkannya karena cintaku kepada-Mu dan bagi pertobatan orang-orang berdosa serta bagi pemulihan atas segala penghinaan yang diderita Hati Maria yang Tak Bernoda."
Kemudian Bunda Maria memperlihatkan neraka yang sangat mengerikan. Karena begitu mengerikan sampai anak-anak itu gemetar ketakutan melihatnya.
Sambung pesan Sang Bunda,"Bila kelak, pada suatu malam kalian melihat suatu terang yang tidak dikenal, ketahuilah bahwa itu adalah 'Tanda' dari Tuhan untuk menghukum dunia, karena banyaklah kejahatan yang telah kalian lakukan. Akan terjadi peperangan, kelaparan dan penganiayaan terhadap Gereja dan Bapa Suci."
"Untuk menghindari hal itu, aku mohon, persembahkanlah kurban kepada Hatiku yang Tak Bernoda serta komuni pemulihan pada Sabtu pertama setiap bulan."
"Bila kalian berdoa Rosario, ucapkanlah pada akhir setiap peristiwa: Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
Peristiwa penampakan pada 13 Mei 1917 ini sekarang diperingati sebagai Pesta Bunda Maria dari Sakramen Mahakudus.
Perempuan itu juga meminta anak-anak untuk datang ke Cova setiap tanggal 13 selama 6 bulan berturut-turut dan berdoa rosario setiap hari. Seperti halnya pesan Bunda Maria kepada tiga anak di Fatima pada 1 dan 13 Mei 1917 yang meminta supaya kita berdoa rosario dan berdevosi secara khusus pada Sabtu Pertama di awal setiap bulan, maka Gereja juga menentukan bukan hanya pada Sabtu Pertama, melainkan juga mengkhususkan pada setiap Sabtu, kita berdoa secara khusus untuk menghormati Maria. Pesan yang diterima ketiga anak itu juga digunakan Gereja di dalam doa penghormatan kepada Bunda Maria seperti:
“Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
Doa ini diucapkan setiap kali setelah berdoa rosario satu peristiwa.
“Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api neraka dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin."
Doa ini diucapkan setiap kali setelah berdoa rosario satu peristiwa.
Mengapa Harus Bulan Oktober?
Jauh sebelum Bulan Oktober, tepatnya 13 Agustus 1917 anak-anak tidak bisa datang ke Cova karena mereka semua digiring ke pengadilan oleh penguasa daerah setempat. Mereka diancam akan dimasukkan ke dalam minyak panas apabila memberitakan kabar penampakan itu. Hal ini terjadi karena pada waktu itu masih banyak orang tidak dapat menerima dan mengakui kesucian Maria. Selain itu di daerah itu masih banyak orang yang bukan menjadi pengikut Kristus, sehingga dapat dimaklumi apabila tidak mengenal dengan benar tentang sosok Maria. Anak-anak itu dijebloskan ke dalam penjara selama 2 hari. Pada tanggal 19 Agustus Bunda Maria menampakkan diri pada saat anak-anak sedang menggembalakan ternak mereka di Valinhos. Pada saat itulah Bunda Maria kembali menampakan diri kepada mereka dan berpesan:
"Berdoalah, berdoalah dan bawalah banyak korban bagi orang berdosa. Sebab betapa banyak yang masuk api neraka karena tidak ada yang berdoa dan berkorban bagi mereka."
Pada 13 September 1917 Bunda Maria mendesak lagi tentang betapa pentingnya doa dan kurban. Ia juga berjanji akan datang bersama St. Yusuf dan Kanak-kanak Yesus pada bulan Oktober nanti. Pesannya kepada mereka "Dalam bulan Oktober aku akan membuat suatu tanda heran, agar semua orang percaya."
Penampakan terjadi lagi pada 13 Oktober 1917 kepada tiga anak tersebut beserta dengan sekitar 70.000 orang datang ke Cova untuk menyaksikan mukjizat yang dijanjikan Bunda Maria. Mereka yang datang ke Cova itu tidak semuanya pengikut Kristus, melainkan ada yang ingin membuktikan kesaksian tentang kabar penampakan yang mereka alami dan terima, sehingga apabila penampakan itu tidak terjadi, orang banyak itu akan menghukum ketiga anak itu dengan memasukkannya ke dalam minyak panas.
Pagi itu hujan deras turun seperti dicurahkan dari langit. Ladang-ladang tergenang air dan semua orang basah kuyub. Menjelang siang, Lucia berteriak agar orang banyak itu menutup payung-payung mereka karena Bunda Maria datang.
Lucia mengulangi pertanyaannya pada penampakan terakhir ini, "Siapakah engkau dan apakah yang kau kehendaki daripadaku?" Bunda Maria menjawab bahwa dialah Ratu Rosario dan ia ingin agar di tempat tersebut didirikan sebuah kapel untuk menghormatinya. Ia berpesan lagi untuk keenam kalinya bahwa orang harus mulai berdoa Rosario setiap hari.
"Manusia harus memperbaiki kelakuannya serta memohon ampun atas dosa-dosanya."
Kemudian dengan wajah yang amat sedih Bunda Maria berbicara dengan suara yang mengiba:
"MEREKA TIDAK BOLEH LAGI MENGHINA TUHAN YANG SUDAH BEGITU BANYAK KALI DIHINAKAN."
Bunda Maria kemudian pergi ke pohon oak sebagai tanda penampakan berakhir. Awan hitam yang tadinya bagaikan gorden hitam menyingkir ke samping memberi jalan matahari untuk bersinar. Kemudian matahari mulai berputar, gemerlapan berwarna-warni, berhenti sejenak dan mulai berputar-putar menuju bumi. Orang banyak jatuh berlutut dan memohon ampun. Sementara fenomena matahari terus terjadi, ketiga anak itu melihat suatu tablo Keluarga Kudus di langit. Di sebelah kanan tampak Ratu Rosario. Di sebelah kirinya St. Yosef menggandeng tangan Kanak-kanak Yesus dan membuat tanda salib tiga kali bagi umatnya. Menyusul vision yang hanya tampak oleh Lucia seorang diri: Bunda Dukacita bersama Tuhan berdiri di sampingnya dan Bunda Maria dari Gunung Karmel dengan Kanak-kanak Yesus di pangkuannya. Matahari meluncur seolah-olah akan menimpa orang banyak, tiba-tiba ia berhenti dan naik kembali ke tempatnya semula di langit. 70,000 orang yang berkerumun di Cova itu menyadari bahwa pakaian mereka yang tadinya basah kuyub oleh hujan lebat, tiba-tiba menjadi kering. Demikian pula tanah yang tadinya becek dan berlumpur akibat hujan tiba-tiba menjadi kering. Mukjizat matahari selama 15 menit itu disaksikan bukan hanya oleh orang-orang di Cova da Iria saja, tetapi juga oleh banyak orang di sekitar wilayah itu sampai sejauh 30 mil. Jadi, 70.000 orang yang menyaksikan itu belum termasuk mereka yang berada 30 mil dan mereka yang berada di sekitaran wilayah itu.
Kedua peristiwa ini yakni Bulan Mei dan Oktober, akhirnya menjadi penguat tujuan Gereja melakukan penghormatan kepada Maria. Berkat peristiwa ini pula, kita dapat membedakan mana patung Maria Bunda Kudus dan patung Maria dari Fatima. Patung Maria Bunda Kudus disimbolkan dengan Maria yang mengenakan jubah biru beralaskan putih. Sedangkan patung Maria dari Fatima berjubah warna putih menggunakan mahkota. Karena penampakan terakhir memperlihatkan kembali keluarga Kudus, maka perlu bagi kita untuk berdoa rosario di dalam keluarga. Doa rosario pun tidak harus hanya dilakukan setiap Mei dan Oktober, melainkan dapat juga dilakukan dan didoakan setiap hari. Kebiasaan berdoa secara khusus kepada Bunda Maria ini disebut DEVOSI.