Wednesday, April 1, 2015

PASKAH MENJADI KEBANGKITAN BERSAMA

Penulis : P. Dedy. S

Kalau membaca kitab suci terutama Kitab Perjanjian Baru, kita akan menjumpai bahwa Yesus pun pernah merayakan Pesta PASKAH bersama dengan para murid sebelum ditangkap, disalib dan wafat lalu akhirnya bangkit (Bdk. Matius 26:17, Markus 14:12, Lukas 22:8, Yoh 13:1). Lalu apa sesungguhnya pemahaman Paskah di jaman Yesus dan Paskah jaman sekarang?

Paskah sebenarnya dimulai sejak Bangsa Israel berada dalam perbudakan Bangsa Mesir. Paskah pertama kali ini dirayakan ketika Tuhan akan menjatuhkan tulah yang terakhir kepada Bangsa Mesir yakni anak sulung mati. Pada saat itu Tuhan melalui Musa memerintahkan agar Bangsa Israel merayakan pesta paskah dengan memakan roti tak beragi, sayur pahit, memotong anak domba lalu mengoleskan darahnya pada jenang pintu. Paskah pertama kali itu berarti TUHAN LEWAT. Karena pada waktu itu Allah datang sendiri dan ketika melihat rumah yang terolesi darah anak domba, Allah pun melewatinya, namun ketika Allah melihat rumah yang tidak terdapat darah anak domba, Allah segera memasukinya dan membunuh setiap anak sulung baik hewan maupun manusia. Maka perayaan Paskah yang dijalani oleh Yesus dengan para murid bertujuan melanjutkan tradisi. Tradisi ini dilakukan Yesus, sebab Dia adalah Orang Yahudi. Namun di jaman sekarang makna Paskah berarti KEBANGKITAN TUHAN. Lalu apa bedanya Paskah dulu dan Paskah sekarang? Keduanya sama maknanya. Kalau di jaman dulu Paskah diungkapkan sebagai PEMBEBASAN BANGSA ISRAEL DARI PERBUDAKAN MESIR, Paskah sekarang memberi makna TUHAN MEMBEBASKAN KITA DARI PERBUDAKAN DOSA.

Paskah yang kita rayakan sekarang juga warisan dari tradisi yang harus terus menerus dilanjutkan. Karena Paskah bukan hanya merayakan kebangkitan Tuhan, namun harus menjadi kebangkitan diri kita juga dari berbagai hal yang melemahkan seperti : dosa, kegagalan, keputusasaan, kebimbangan, kekecewaan dan sebab lainnya. Sama seperti para murid yang semula dilanda ketakutan dan kekecewaan, akhirnya berubah menjadi kebangkitan bersama (Bdk. Yoh 20:1-9, Luk 24:13-35). Para murid menjadi kecewa dan ketakutan, karena selama bersama dengan Yesus, mereka sangat berharap bahwa Yesus datang membawa revolusi dan membebaskan mereka dari tangan penjajah. Namun apa yang menjadi pemikiran dan harapan mereka, ternyata salah. Kedatangan Yesus bukanlah seperti yang mereka pikirkan, karena Yesus tidak pernah angkat senjata, melainkan terus menerus mengajarkan perdamaian dan cinta kasih. Dengan kematian Yesus, para murid merasa mencapai kegagalan. Namun dengan kebangkitan-Nya, segala apapun yang mereka rasakan dan pikirkan mengalami perubahan total, apalagi Yesus menguatkan hati mereka dengan berjanji bahwa Dia akan menyertai mereka dan kita semua sampai pada akhir jaman.

Perayaan Kebangkitan Tuhan yang disebut PASKAH seringkali salah dipahami. Banyak orang menganggap SABTU SUCI atau VIGILI PASKAH sudah dianggap PASKAH, padahal Perayaan Paskah itu sendiri jatuh pada HARI MINGGU (Bdk. Yoh 20:1). Sedangkan MALAM VIGILI yang disebut juga SABTU SUCI, sebenarnya perayaan mengenang kesendirian Yesus di dalam makam. Selama penantian itu, kita berharap ada kebangkitan terjadi. Itulah tujuan mengapa kita merayakan MALAM LILIN PASKAH. Sebab dalam perayaan ini, kita berharap kegelapan yang terjadi dapat dihalau oleh terang yang berasal dari kuasa Allah sendiri. Jadi, kebangkitan belum terjadi pada malam PASKAH itu. Tetapi umat sudah terlanjur membudayakan perayaan SABTU SUCI sebagai Peristiwa PASKAH MERIAH, sedangkan MINGGU PASKAH itu sendiri kurang mendapatkan partisipasi umat. Umat lebih banyak menyamakannya dengan Hari Minggu biasa.

Yesus bangkit untuk membukakan harapan baru bagi kita, dan karya keselamatanpun sudah dimulai. Maka sudah seharusnya kita menyambut harapan itu dengan penuh syukur dan sukacita. Karena segala kelemahan sudah dihapuskan oleh Yesus, kini tinggal diri kita sendiri, apakah kita mau membangkitkan harapan baru dalam diri kita bersama dengan kebangkitan Tuhan, atau kita masih ingin berlama-lama berada dalam kubangan lumpur dosa dan kelemahan? (Bdk. I Kor 5:6b-8). Percayalah di dalam iman, hanya di dalam Yesus ada JALAN,  KEBANGKITAN dan HIDUP.


No comments:

Post a Comment