Penulis : P. Dedy.S
Sumber : Lukas 3:1-6
Dalam penyalaan lilin Adven yang kedua, diri kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat merupakan kebalikan dari sikap dosa. Kalau sikap dosa itu yang membuat diri kita terjauhkan dari belaskasih Allah, maka dengan sikap tobat berarti kita dituntun untuk mengalami kembali belaskasih Allah yang sempat hilang tersebut.
Untuk dapat menemukan jalan kembali ke dalam belaskasih Allah, dari dalam diri kita sendiri diharapkan mengalami keterbukaan hati. Hanya orang yang mau merendahkan hatinya yang dapat terbuka kepada Allah. Hanya orang yang terbuka hatinya yang mampu menaruh kepercayaan kepada Allah. Hanya orang yang percaya kepada pertolongan dan belaskasih Allah, akan mendapatkan iman di dalam hatinya (Bdk. Barukh 5:1-9).
Agar iman mampu terjaga dan terpelihara dengan baik, maka diperlukan sikap tekun dalam membina iman, tahu bersyukur dan berterima kasih, ulet dan setia di dalam doa, hidup di dalam kebenaran dan bertahan di dalam kesucian. Inilah ciri-ciri orang yang percaya dan beriman akan Allah (Bdk. Filipi 1:4-6.8-11).
Sebelum kita menyuarakan dan mengajak orang lain untuk bertobat, maka seruan dan ajakan itu hendaknya mula-mula digemakan ke dalam diri kita masing-masing. Sebab tanpa tersadari, sesungguhnya di dalam diri kita masih banyak aneka penghalang yang membuat rahmat Tuhan Sang Kerahiman Sejati itu sulit menggapai diri kita. Maka aneka penghalang itu haruslah kita bongkar terlebih dahulu. Mula-mula dengan membangun niat, sikap sadar, tahu dan mau untuk bertobat. Lalu memberanikan diri datang kepada Allah dan dengan jujur di hadapan-Nya mengakui segala kedosaan dan kesalahan kita, sehingga dengan kuasa Roh-Nya diri kita dibersihkan dan disucikan kembali. Selanjutnya membuat silih atas penghapusan dosa kita. Setelah diri kita kembali menjadi suci dan murni, maka selanjutnya menjadi tugas kita untuk mengajak semua orang kembali kepada jalan yang Allah sudah tunjukkan. Kita sendiri harus menjadi perintis jalan bagi-Nya dan membukakan pintu keselamatan bagi siapa saja. Untuk semuanya itulah, diri kita dipanggil dan diutus-Nya (Bdk. Lukas 3:1-6).
No comments:
Post a Comment