Wednesday, November 4, 2015

HIDUP YANG BERKELIMPAHAN - MINGGU BIASA XXXII TAHUN B

Penulis   : P. Dedy.S
Sumber : Markus 12:38-44

Ketika mendengarkan kata “Berkelimpahan”, banyak orang mengkaitkan dengan hal materi atau BIOS. Sehingga timbul pandangan bahwa hanya mereka yang berlimpah materi dapat menyumbang untuk sosial. Padahal yang dimaksudkan oleh Yesus adalah ZOE atau memberikan HIDUP. Maka, untuk dapat mengalami kelimpahan dan bersolider dengan yang lain,  seseorang tidak harus menunggu dirinya menjadi orang kaya lebih dahulu. Apapun yang kita miliki sekalipun berasal dari kekurangan, namun apabila ada gerakan di dalam hati kita untuk sesama, kapanpun kita dapat berbagi dengan yang lain. Karena yang menjadi dasarnya adalah "tinarbuka lan katresnan" atau keterbukaan, cinta kasih dan kesetiaan.

Hidup yang berkelimpahan itu akan dapat kita alami kalau kita menjalin persekutuan dengan Allah dan sesama. Hanya keterbukaan dan cinta kasih yang menjadi dasar dan jalan untuk mencapainya. Tanpa keterbukaan, tidak akan lahir kepercayaan. Dimana tidak ada kepercayaan, di situ pula tidak pernah terlahirkan cinta kasih (Bdk.  1 Raja-Raja 17:10-16).

Hidup yang berkelimpahan itu juga tidak terlepas dari salib, artinya kita harus berani berkorban bagi sesama supaya dapat menjadi solider dengan yang lain. Sama seperti Yesus telah berkorban untuk kita sebagai tanda solider. Semakin kita sering berkorban, semakin diri kita dilimpahi rahmat dan berkat; apapun bentuk pengorbanan itu (Bdk. Ibrani 9:24-28).

Hidup yang berkelimpahan itu tidak memandang seberapa besar atau seberapa kecil bentuk pengorbanan itu. Ada yang jauh lebih penting dan mulia dari semuanya itu yakni seberapa kemurahan dan kerelaan hati itu kita miliki dan kita berikan untuk hidup sesama. Di sinilah iman kita dapat diuji dan dibuktikan (Bdk. Markus 12:38-44). 


No comments:

Post a Comment