Saturday, August 15, 2015

TANDA DAN SARANA KEHADIRAN TUHAN

Sumber : Yohanes 6:24-35
Penulis: P. Dedy.S

Dalam setiap agama memiliki tanda dan sarana yang digunakan sebagai kehadiran Tuhan. Melalui tanda dan sarana itu diharapkan setiap penganutnya dapat mengalami kehadiran Tuhan di dalam segenap hidupnya. Di Gereja Katolik ada banyak simbol dan tanda yang dijadikan sebagai sarana kehadiran Allah, salah satunya adalah roti dan anggur yang digunakan di dalam perayaan Ekaristi. Dalam roti dan anggur menjadi perwujudan Tubuh dan Darah Yesus setelah melalui proses yang disebut Konsekrasi. Perubahan yang terjadi bukan sekedar simbolis semata, melainkan sungguh-sungguh mengalami perubahan yang sungguh nyata. Banyak peristiwa yang telah membuktikan perubahan tersebut; salah satunya yang terjadi pada seorang wanita yang bernama Yulia dari Naju – Korea Selatan. Wanita ini tidak hanya mengalami tanda dan perubahan wujud dari hosti menjadi tubuh dan darah Yesus sendiri, melainkan melalui banyak tanda dan peristiwa. Melalui tanda-tanda itu kita diharapkan dapat mengalami kehadiran Allah secara nyata; bukan saja selama perayaan itu berlangsung, melainkan mengalami-Nya di dalam seluruh perjalanan hidup kita. Karena itu perlu penghayatan dan pembaharuan akan iman yang dimiliki secara terus menerus.

Dalam hidup sehari-hari kita cenderung melihat dan memandang rejeki itu hanya sebatas materi, sehingga lupa bahwa kesehatan merupakan juga rejeki termahal untuk kita miliki. Percuma apabila kita memiliki banyak materi, namun kerap kali menjadi langganan rumah sakit; walaupun materi yang diterima sedikit atau tidak terlalu banyak, tetapi kesehatan prima; itu sudah namanya rejeki yang paling besar dari Tuhan sebagai tanda cinta dan kasih-Nya kepada diri kita. Kesehatan juga rejeki dari Tuhan sekaligus sebagai tanda kehadiran Allah yang melawati diri kita. Rejeki yang berupa materi itu mudah musna dan bersifat fana. Rejeki yang tidak dapat musnah adalah rejeki rohani yang diberikan Allah untuk hidup kekal. Dengan memberikan semuanya itu, Allah ingin melihat diri kita apakah tetap setia kepada-Nya dan selalu mengandalkan-Nya dalam segala hal (Bdk. Keluaran 16:2-4.12-15).

Dengan menerima dan melaksanakan hukum dan peraturan Tuhan saja belum dapat dikatakan bahwa kita sudah setia kepada-Nya jika kita belum mengenakan Kristus di dalam seluruh hidup kita. Mengenakan Kristus berarti mau diarahkan kepada kehidupan baru yang kita terima melalui sakramen-sakramen. Karena sakramen-sakramen itu menjadi tanda kehadiran Allah yang kita rayakan; yang siap membawa kita ke dalam KEHIDUPAN BARU. Dengan makin sering kita menerima sakramen tobat dan ekaristi, hidup dan diri kita semakin diperbaharui setiap hari (Bdk. Efesus 4:17.20-24).

Sebagai orang beriman jangan hanya mementingkan kebutuhan duniawi, melainkan mari mengutamakan kebutuhan rohani. Sebab kebutuhan duniawi saja tidak menjamin kita ke dalam kehidupan kekal. Hanya kebutuhan rohani yang memberikan jaminan ke dalam kehidupan yang kekal yang diberikan Allah dan diperuntukkan bagi kita. Untuk mencapai ke dalam kehidupan kekal, perlu bagi kita untuk menanggalkan manusia lama yang cenderung duniawi dan berpindah diri menjadi manusia baru dengan mengenakan Kristus sebagai ROTI HIDUP melalui seringnya menerima sakramen-sakramen seperti tobat dan ekaristi yang menjadi sarana dan tanda kehadiran-Nya di dalam hidup dan diri kita (Bdk. Yohanes 6:24-35).


No comments:

Post a Comment