Tuesday, December 29, 2015

BULLA TAHUN YUBILEUM AGUNG

KERAHIMAN "MISERICORDIAE VULTUS"
(11 April 2015)


RAHMAT, KERAHIMAN, DAN KEDAMAIAN

Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) Fransiskus, Uskup Roma,
Hamba Dari Para Hamba Allah
Kepada Semua Orang Yang Membaca Surat Ini


Disunting oleh     : P. Dedy.S
Format Buku       : PDF
Layout                 : 2 pages per sheet(F4)
Jumlah Halaman : 27 
Download buku   : di sini

1. Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Bapa. Kata-kata ini mungkin juga merangkum misteri iman Kristiani. Kerahiman telah menjadi hidup dan kasat mata dalam Yesus dari Nazaret, mencapai puncaknya dalam diri-Nya. Bapa, "kaya dengan kerahiman" (Ef 2: 4), setelah menyatakan nama-Nya kepada Musa sebagai "Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya" (Kel 34:6), tidak pernah berhenti menunjukkan, dalam berbagai cara sepanjang sejarah, kodrat ilahi-Nya. Dalam "kegenapan waktu" (Gal 4:4), ketika segalanya telah diatur sesuai dengan rencana keselamatan-Nya, Ia mengutus Putra-Nya ke dalam dunia, yang lahir dari Perawan Maria, untuk menyatakan kasih-Nya bagi kita dalam sebuah cara yang definitif. cara Siapapun yang melihat Yesus melihat Bapa (Yoh 14: 9). Yesus dari Nazaret, dengan kata-kata-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan seluruh pribadi-Nya[1] menyatakan kerahiman Allah.

Monday, December 28, 2015

HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN TAHUN C 2015

Tiga Raja dari timur (Orang Majus)
Penulis  : P. Dedy.S
Sumber : Matius 2:1-12

Setiap kali diberitakan adanya penampakan, banyak orang termasuk kita berbondong-bondong datang ke tempat penampakan itu terjadi. Apakah mereka dan kita memperoleh sesuatu dari penampakan itu? Adakah perubahan yang terjadi dalam kehidupan diri kita? Karena tak semua penampakan benar adanya. Ada yang hanya berasal dari fenomena alam. Jika penampakan itu sungguh terjadi, hanya orang tertentu yang mendapatkan penampakan dengan maksud menyampaikan sebuah pesan. Setiap hari Allah selalu menampakkan diri kepada kita melalui semua karya-Nya, dan diharapkan kita mampu menangkap pesan Allah itu lalu membuat diri kita makin tunduk dan sujud menyembah kepada-Nya. Namun, apa yang terjadi; justru diri kita tak mampu melihat perwujudan dari penampakan Allah itu, karena diri kita masih dirundung kegelapan. Dengan keluar dan bangkit dari kegelapan, akan membuat kita mampu melihat Sang Terang dan menerima pesan khusus untuk diri kita masing-maisng (Bdk. Yesaya 60:1-6).

Monday, December 21, 2015

PESTA KELUARGA KUDUS 27 DESEMBER TAHUN C 2015

MENJADI KELUARGA KUDUS

Penulis  : P. Dedy.S
Sumber : Lukas 2:41-52

Yesus berada di Bait Allah
Keluarga adalah sebuah kelompok terkecil dari masyarakat. Walaupun kecil namun membawa pengaruh besar di dalam masyarakat. Jika sebuah keluarga mampu hidup secara benar, menghadirkan Allah di dalamnya, ada komunikasi timbal balik yang baik, ada iman yang menyemangati dan ada belaskasih yang menghidupi, maka pengaruh yang baik ini akan turut serta merta membangun masyarakat yang baik pula. Maka, julukan keluarga kudus bukan saja milik Yesus, Maria dan Yosef yang disebut keluarga Nazareth, melainkan milik semua orang. Keluarga kita dapat dikatakan keluarga kudus apabila kita sendiri mampu saling mempersembahkan diri kepada Allah sebagai persembahan sejati, yang kudus dan berkenan bagi-Nya. Sebab kita dapat menjadi keluarga, juga karena berkat kebaikan dan belaskasih Allah (Bdk. 1 Samuel 1:20-22, 24-28). Seperti halnya Hana yang memiliki keluarga berkat karya belaskasih Allah.

Kita akan mampu membangun keluarga kita menjadi kudus jikalau kita menjalin kedekatan dengan Allah melalui pemberian diri kepada sesama. Inilah gaya hidup sebagai anak-anak Allah. Sejak dibaptis, diri kita sudah diangkat menjadi anak-anak Allah dan disatukan dalam bilangan keluarga Allah. Namun baptis saja tidak cukup menjadikan diri kita sebagai anak Allah, jika kita tidak terus menerus mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah dan menaruh kepercayaan kepada-Nya melalui cinta dan praktek belaskasih kepada sesama. Salah satu praktek belaskasih yang perlu kita lakukan adalah mengampuni kesalahan sesama seperti halnya Allah yang penuh kerahiman mengampuni dosa dan kesalahan diri kita. Jika kita lakukan semuanya ini, berarti kita melaksanakan kehendak Allah (Bdk. 1 Yohanes 3:1-2, 21-24).

Yesus, Maria dan Yosef disebut keluarga kudus selain berkat ketaatannya kepada Allah dan segenap kehendak-Nya, juga memiliki kebijaksanaan bersama Allah dan ketajaman budi pekerti tentang Allah. Ketiga hal itu dapat dimiliki berkat kebiasaannya datang ke rumah Allah. Allah selalu mendapatkan tempat di dalam hati dan budi pekerti mereka. Maka, kita pun perlu meneladan mereka dengan membangun kebiasaan untuk selalu tinggal di rumah Allah sebagai Dialah Bapa kita dan kita sebagai anak-Nya (Bdk. Lukas 2:41-52). 

Saturday, December 19, 2015

HATI ANAK DAN REMAJA SIAP MENYAMBUT NATAL

Seperti arti Adven atau adventus sendiri yang berarti kedatangan. Maka perlu persiapan. Salah satu yang perlu dipersiapkan adalah hati bukan kegemerlapan duniawi. Karena yang dinanti-nantikan adalah kedatangan Tuhan kembali bukan saja sebagai kenangan akan peristiwa Inkarnasi (penjelmaan) saat Allah hadir di dunia melalui peristiwa penjelmaan, melainkan juga sebagai persiapan hati dan diri kita dalam menyambut kedatangan-Nya pada akhir jaman. Perayaan ini dirayakan secara sakramental melalui perayaan Natal.
Pemandu ibadah Adven III wilayah VI

Monday, December 14, 2015

MINGGU IV ADVEN 2015 TAHUN C

SUKACITA BERSAMA MARIA

Penulis  : P. Dedy.S
Sumber : Lukas 1:39-45

Sudah saatnya kita bersukacita, sebab Raja Sang Kerahiman Sejati kedatangan-Nya sudah sangat dekat. Kita patut bersukacita sebab Dia akan tinggal dan hidup bersama kita di dalam suka maupun duka. Karena itulah Dia disebut Sang Emanuel yang berarti Tuhan beserta kita. Ketika duka melanda, Dia akan membawa penghiburan bagi kita supaya kedukaan itu tidak berlarut-larut. Sebaliknya, akan timbul kedamaian. Demikian juga ketika kesukacitaan terjadi di dalam diri kita, Dia akan mengingatkan supaya kesukacitaan itu jangan hanya ada di dalam diri kita, melainkan dibagikan kepada semua orang (Bdk. Mikha 5:2-5a).

Ketika Sang Emanuel itu sudah tinggal di dalam diri kita, maka tugas kita adalah melakukan segala kehendak-Nya bukan mengikuti segala dorongan dan keinginan diri kita sendiri. Kita dapat melakukan segala kehendak-Nya, kalau kita sering mendengarkan Dia bersabda dan membiarkan diri kita dibimbing oleh-Nya. Kita boleh melakukan segala bentuk pengorbanan, namun semuanya perlu diselaraskan dengan kehendak-Nya. Karena dengan melakukan segenap kehendak-Nya berarti kita menunjukkan bahwa diri kita sesungguhnya taat dan setia hanya kepada-Nya saja (Bdk. Ibrani 10:5-10).

Maria adalah suri teladan bagi kita bagaimana dia dengan penuh ketaatan dan kesetiaannya melakukan segala kehendak Allah. Semuanya itu dilakukan dengan penuh sukacita. Maria percaya bahwa dengan pengorbanan dirinya dalam melaksanakan kehendak Allah, dia turut mengambil bagian dalam rencana Allah yaitu menghadirkan Sang Emanuel bagi semua orang. Dengan harapan, agar semua orang yang mengalami sukacita bersama Maria, juga mengalami sukacita bersama dengan Allah yang datang membawa berkat dan kerahiman bagi semua orang (Bdk.Lukas 1:39-45). Seturut teladan Maria, mari kita laksanakan segenap kehendak Allah itu dengan penuh sukacita bagi semua orang.


Saturday, December 5, 2015

HARI RAYA MARIA DIKANDUNG TANPA NODA (8 DESEMBER 2015)

YANG CANTIK YANG SETIA
Ditinjau secara Realistis Psikologis

Penulis        : P. Dedy.S
Jenis Buku : Seri Spiritualitas
Judul Buku : Belajar dari Maria

Judul di atas merupakan salah satu dari judul yang terdapat di dalam Buku Belajar Dari Maria.

Mungkin kita tidak akan menyangka kalau sosok seperti Maria mau menikah dengan Yusup yang kesehariannya hidup dan bekerja hanya sebagai tukang kayu yang miskin. Padahal Maria merupakan gadis yang sangat cantik, walau dirinya juga termasuk anak yang hidup pula dalam kalangan orang miskin.

Sebenarnya sosok seperti Maria ini berani “menjual mahal dirinya” oleh sebab kecantikannya. Sebagai gadis normal, tidaklah mungkin dia akan membiarkan dirinya dipersunting oleh pria dengan ekonomi yang tidak mapan dan berpenampilan buruk, karena tidak seimbang dengan kecantikan dan kemolekan dirinya. Tentu dia bebas memilih pria yang berhak bersanding dengannya, apalagi dengan kecantikannya yang luar biasa; tidaklah mungkin dia memilih lelaki yang seekonomi dengan hidup keluarganya; tentu saja dia mendambakan pria yang lebih mapan dan tampan rupawan. Namun, realitanya tidaklah demikian.

Tentu tidaklah mustahil jikalau saat itu banyak pemuda dari kalangan orang kaya dan anak pejabat yang mengincar kecantikannya bahkan ingin mempersunting Maria sebagai istrinya. Karena mereka merasa layak memiliki Maria, karena menilai harta kekayaan dapat menjamin hidup Maria dan keluarganya. Tentu saja pria kaya dan berkedudukan ini mampu membahagiakan Maria, jika Maria mau bersama dengan mereka. Namun, entah apa yang membuat Maria tidak mau menerima cinta para pemuda lain yang pasti lebih tampan, hidup lebih mapan, berkedudukan, berlimpah harta benda, anak pejabat dan lain-lain. Tetapi yang lebih menyentuh hati Maria adalah sosok seperti Yusup. Seorang pemuda miskin yang hidup hanya sebagai tukang kayu.

Dalam kitab suci memang hal ini tidak disebutkan. Namun, jika kita belajar dari realita hidup, pasti Maria mengalami tantangan dan godaan yang sama seperti halnya gadis seusianya. Sungguh tidak mustahil kecantikan Maria menjadi dambaan dan pujaan ratusan bahkan ribuan pria tampan dan mapan secara ekonomi saat itu. Tetapi hati Maria tetap setia dan percaya kepada kehendak Allah bahwa hanya Allah yang berhak atas diri dan hidupnya. Maria yakin Tuhan mempunyai rencana tersendiri baginya. Karena itu Maria tetap bertahan di dalam kesuciannya dan setia kepada kehendak Allah sampai tiba saatnya Maria harus bersatu dengan Yusup.

Rasa malu sebagai wanita itu wajar, ketika diketahuinya kalau dirinya sedang hamil oleh Roh Kudus, sebab Maria belum menikah dan belum pula bersuami. Hubungan Maria dan Yusup tidak lebih dari sekedar pacaran. Ketika Maria mengalami kehamilan, saat itu sedang bertunangan dengan Yusup, sang pria pilihan Maria. Maria menjadi shock, beban mental dialaminya, harga dirinya sebagai manusia dan wanita seolah kehilangan nilai dan rasa hormatnya. Karena harus menyimpan rasa malu terhadap gadis lain, para tetangga dan masyarakat saat itu.

Secara budaya, adat, politik dan hukum, diri Maria sangat terancam bahaya yaitu hukuman mati. Sebab pada masa itu berlaku hukum rajam jika diketahui seorang gadis hamil di luar nikah. Bagi adat dan hukum yang berlaku saat itu sangatlah tepat untuk melaksanakan hukuman mati bagi seorang gadis yang moralitasnya direndahkan oleh perbuatannya sendiri. Sebab dengan penjatuhan hukuman mati, perbuatan akibat zinah itu tidak tertularkan kepada generasi berikutnya dan para gadis seusianya. Bukan hanya Maria terbebani rasa malu, melainkan juga keluarganya termasuk Yusup kekasihnya.

Maria tak mampu mengatakan apapun kepada Yusup; berbagai usaha telah dicoba oleh Maria untuk memberikan penjelasan kepada Yusup agar mau menerima kenyataan yang diterima Maria. Tetapi Maria merasa gagal menguraikan alasan-alasan tentang kehamilannya. Bisa saja Maria berusaha bunuh diri karena beban moral yang dialami, karena Yusuf tidak mau bertanggungjawab sebab bukan pelaku kehamilan dirinya. Namun Maria tidak mengambil jalan tersebut, melainkan lebih menyandarkan hidupnya kepada pertolongan Allah dan segala kebaikan-Nya dengan cara rela menerima tugas tersebut dan berani mengambil segala konsekuensinya. Hidup Maria di ujung tanduk. Sebab bagi masyarakat tidaklah mungkin seorang gadis hamil di luar nikah tanpa sebuah consumatum (hubungan seksual). Walaupun itu realita yang terjadi. Karena apa yang telah dialami Maria tidak dapat dilogikakan oleh akal budi manusia.

Yusup sebagai lelaki normal sudah wajar jika timbul rasa kecewa di dalam hatinya, sebab harga dirinya sebagai laki-laki sudah jatuh. Dirinya merasa dipermainkan oleh Maria yang selama ini dipercaya mampu setia kepadanya dalam untung maupun malang. Sehingga secara diam-diam bermaksud menjauhi Maria, bahkan menceraikannya karena saat itu Yusup dan Maria sudah dalam jenjang pertunangan. Namun, Allah yang mengetahui kehancuran hati Yusup datang memberikan penghiburan dan sekaligus memberikan keyakinan bahwa Maria tetap setia dan cinta kepada Yusup. Allah berusaha meyakinkan dan mengembalikan rasa kepercayaan , cinta dan setianya Yusuf kepada Maria.

Sebagai manusia normal, walaupun mendengarkan wahyu Allah tersebut, Yusuf tentunya masih merasa berat hati. Namun, karena pemberitaan itu berasal dari Allah, Yusuf berusaha membangkitkan imannya lalu mencoba membangkitkan pula kepercayaan, cinta dan kesetiaannya kepada Maria. Bukti dinyatakan oleh Yusuf dengan kembali mendatangi Maria dan menerimanya kembali di dalam ikatan cinta dan kesetiaan. Bukti itu tidak cukup hanya dikatakan, justru Yusuf berani menghadapi massa dan membela Maria di depan hukum yang menjerat kematiannya. Selain membuktikan kebenaran, juga berani menikahi Maria di depan masyarakat. Apa yang dilakukan Yusuf sungguh bukti nyata hasil pergulatan batin seorang laki-laki dalam memperjuangkan hak hidup seorang wanita.


Thursday, December 3, 2015

MINGGU III ADVEN TAHUN C 2015

BERSIAP DIRI MENYAMBUT SANG RAJA KERAHIMAN

Penulis  : P. Dedy.S
Sumber : Lukas 3:10-18

Semakin mendekati Natal semakin ragam persiapan dilakukan termasuk kemeriahan. Apakah itu yang diharapkan oleh Sang Kerahiman Sejati? Kemeriahan yang diharapkan bukanlah yang nampak secara duniawi, melainkan seberapa luapan atas kegembiraan yang terjadi di dalam hati. Kita patut bergembira dan bersukacita karena kedatangan-Nya untuk mengantarkan kita dari manusia lama menuju manusia baru. Maka, lebih baik kita siapkan hati dengan penuh harapan dan sukacita daripada gemerlap gempitanya suasana duniawi (Bdk. Zefanya 3:14-18a). Sebab Dia pun akan menyambut kita dengan sukacita dan penuh harapan pula.

Tanda pribadi yang sedang merindukan kedatangan Tuhan, nampak dari kegembiraan dan kesukacitaan. Namun hendaknya semuanya itu tetap dilakukan di dalam Tuhan. Jika kegembiraan itu timbul karena kebaikan hati, hendaknya tetap ingat bahwa ada belaskasih Allah yang memampukan semuanya itu. Sehingga tetap menjaga diri kita di dalam kerendah-hatian. Dalam segala hal kita hendaknya pula tetap percaya akan belaskasih-Nya dan senantiasa bersyukur kepada-Nya di dalam doa. Dengan demikian ada damai di dalam hati kita berkat kesatuan diri kita dengan Sang Kerahiman Sejati (Bdk. Filipi 4:4-7).

Wujud atau bentuk kegembiraan perlu juga dibagikan kepada semua orang. Agar semua orang tidak hanya turut bergembira dan bersukacita, melainkan juga tahu bersyukur dan berterima kasih berkat karya belaskasih-Nya. Banyak cara dapat dilakukan untuk mewujudnyatakan kegembiraan itu, salah satunya dengan amal bakti. Dengan demikian kita akan tetap terjaga, jangan sampai terjatuh ke dalam kemewahan dan kesemarakan duniawi sehingga lupa bahwa kegembiraan dan kesukacitaan itu karena menyambut kedatangan Sang Raja Kerahiman bukan karena prestasi diri kita (Bdk. Lukas 3:10-18). 

Wednesday, December 2, 2015

BUKU PENDALAMAN APP OMK 2016 (BUKU PESERTA) PRA IMPRIMATURE

Penulis           : P. Dedy.S
Jenis Buku    : Pendalaman Iman
Type File       : PDF
Format Buku : Bookfold F4
Versi             : Beta 1
Penerbit    : OMK Kevikepan Surabaya Selatan

OMK kepanjangannya Orang Muda Katolik. APP kependekan dari Aksi Puasa Pembangunan. Buku APP untuk OMK ini dibuat dan diterbitkan untuk membantu para orang muda dalam usaha memperdalam imannya di kala persiapan menuju Paskah.
Dalam pembuatan, buku ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu: Buku Pemandu dan Buku Peserta.

Buku Pemandu berisi seluruh tahapan selama proses pendalaman berlangsung termasuk isi dinamika kelompok, peneguhan dan gagasan katekese.

Buku Peserta hanya berisi bagian yang dicukupkan bagi peserta, tanpa harus mengetahui isi secara menyeluruh.

Buku ini berisi 4 kali pertemuan. 2 kali pertemuan dilaksanakan di paroki masing-masing, 2 kali pertemuan selanjutnya diselenggarakan secara bersama dalam lingkup kevikepan. 2 kali pertemuan berisi kegiatan pendalaman iman secara penuh, 1 kali pertemuan berisi kegiatan dalam rangkah merancang aksi dan 1 kali pertemuan terakhir berupa proses kegiatan aksi yang sesungguhnya.

Buku dapat didownload di sini: download